Baju Pelampung Disimpan Rapi: Keselamatan Penumpang Kapal Klotok Dipertaruhkan
Berita kecelakaan bus pariwisata di Jawa Barat menarik perhatian berbagai pihak. Banyak cerita di balik peristiwa yang merenggut nyawa lebih dari sepuluh orang tersebut.
Aksi saling melempar kesalahan selalu muncul setiap terjadi kecelakaan yang menewaskan banyak orang. Sebagai warga negara yang baik, kita seharusnya ikut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada masa-masa akan datang.
Transportasi Perairan Harus Lebih Diwaspadai
Sarana transportasi darat, udara, dan perairan mengandung risiko yang spesifik. Tidak ada satu jenis transportasi yang bebas dari ancaman musibah kecelakaan.
Di daerah kami ada satu sarana perairan yang variatif. Ada kapal feri. Ada speedboat. Ada pula kapal kayu yang lebih dikenal dengan istilah kapal klotok.
Semua sarana transportasi tesebut melalui Teluk Balikpapan. Semua berangkat dari pelabuhan (dermaga) Penajam. Jarak antara satu tempat sandar dengan tempat sandar lain di Penajam sangat berdekatan.
Rekaman video pada 9 Juli tahun 2019 memperlihatkan perjalanan kami menggunakan kapal laut. Saat itu gelombang agak tinggi. Saya tidak mau duduk di bagian depan atau belakang kapal. Saya memilih duduk di dalam kapal tepat di belakang pengemudi.
Saya memilih duduk di dalam karena dekat dengan tumpukan baju pelampung. Di dalam kapal itu baju pelampung ditata rapi pada pinggir atau dinding kapal bagian dalam.
Penumpang tidak dipinjami baju pelampung tersebut. Saya tidak tahu apa alasannya. Sambil duduk, saya berusaha merekam keadaan di luar maupun di dalam kapal.
Gelombang yang menggoyang kapal ke kiri dan ke kanan cukup menarik untuk direkam. Meskipun ada rasa-rasa takut, saya tetap melakukan perekaman dari berbagai arah.