Aktivitas 46 Hari Menjelang Purnatugas
Kegiatan pada hari Ahad (17/12/23) cukup santai. Rutinitas pagi berlangsung seperti hari sebelumnya. Bangun pagi, menjalankan kewajiban, sarapan nasi dan minum kopi ginseng. Kemudian duduk manis beberapa saat di depan laptop.
Menjelang pukul setengah delapan, saya asyik mencuci pakaian di samping kanan rumah. Pakaian yang saya kenakan pada hari sebelumnya, saya cuci dengan riang. Ada kemeja lengan panjang, celana panjang, singlet, celana pendek, dan CD.
Selesai merendam, mengucek, membilas, dan menjemur, saya bergegas mandi pagi. Cuaca tidak terlalu cerah. Agak sedikit mendung. Selanjutnya, saya berencana keluar rumah untuk membeli satu galon air minum isi ulang. Sudah ada satu galon kosong sejak dua hari sebelumnya.
Pulang dari beli air minum isi ulang, saya diminta mengantarkan istri tercinta ke pasar induk Penajam. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan pagi. Saya memperkirakan, jalanan sudah ramai.
Di depan rumah ada pohon mangga podang yang berbuah cukup lebat. Buah mangga podang yang masih muda bergelantungan cukup rendah. Para pengendara sepeda motor atau mobil perlu berhati-hati agar tidak menyenggol buah mangga podang yang cukup banyak itu.
Dugaan saya benar. Sejak keluar dari rumah, saya harus berhati-hati karena banyak kendaraan lalu lalang di samping kiri rumah. Kemudian pada belokan jalan dekat warung Mama Iqbal perlu kewaspadaan. Di sana ada perempatan jalan/gang perumahan.
Tidak jauh dari perempatan gang pertama, ada perempatan gang lagi dekat rumah almarhum Pak Rahman. Saya perlu berhati-hati agar tidak bersenggolan dengan pengendara sepeda motor lain.
Beberapa meter dari rumah almarhum Pak Rahman, ada bangunan Taman Kanak-Kanak (TK). Di dekat TK itu ada jalan simpang tiga. Saya harus lebih berhati-hati karena pengendara yang melewati jalur itu cukup banyak. Jarang sepi.
Perjalanan ke pasar induk dapat saya tempuh dengan lancar. Meskipun perasaan dag-dig-dug mengingat keramaian di jalan, kehati-hatian dan laju kendaraan yang rendah membuat keselamatan di jalan dapat tercipta.
Sepeti biasa, tugas saya hanya mengantarkan istri sampai di pasar. Setelah istri turun dari boncengan sepeda motor, saya segera berbalik arah. Sama seperti hari pasar sebelumnya, saya perlu singgah ke tempat penjual burjo ketan hitam kacang merah.