Menolak Satu Mendapatkan Dua Kesempatan
Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa 2023, saya "menolak" atau tidak bersedia jika akan dijadikan juri lomba yang diadakan MGMP Bahasa Indonesia jenjang SMP Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Penolakan itu didasarkan atas masa kerja. Tahun 2022 dan tahun-tahun sebelumnya, saya selalu atau sering diminta untuk menjadi juri lomba dengan peserta siswa jenjang SMP se-kabupaten.
Untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru Bahasa Indonesia di kabupaten PPU mempunyai pengalaman menjadi juri, saya telah meminta untuk tidak dijadikan juri dalam lomba jenis apa pun. Selain itu, masa kerja saya yang tinggal beberapa bulan (93 hari sejak tanggal 31 Oktober 2023), saya ingin "beristirahat". Biarlah para guru Bahasa Indonesia PPU lain yang ditunjuk atau dipilih untuk dijadikan juri lomba menulis cerpen, menulis puisi, atau membaca puisi.
Dengan tidak dicantumkan sebagai juri, saya mempunyai kesempatan untuk mengamati aktivitas para peserta lomba dalam Bulan Bahasa itu lebih cermat. Meskipun hanya sebatas melihat dan memperhatikan, saya berhasil membuat sebuah tulisan sederhana terkait kegiatan Bulan Bahasa yang dilaksanakan di SMP 11 PPU. Tulisan sederhana itu seperti ini.
Menolak Satu Dapat Dua
Pada hari Sabtu (28/10/23) saya mendapat chat dari pengurus K3S (kelompok Kerja Kepala Sekolah) Penajam. Bu Wahidah memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa K3S Penajam akan mengadakan rangkaian kegiatan Bulan Bahasa. Salah satu kegiatan yang akan diadakan adalah lomba menulis cerita pendek.
Dalam chat itu Bu Wahidah meminta saya untuk menjadi juri. Pada tahun sebelumnya (2022), saya juga diminta untuk menjadi juri. Keputusan harus segera diambil. Saya membalas bahwa saya siap untuk menjadi juri lomba menulis cerpen tersebut. Tahun lalu peserta lomba adalah para guru Sekolah Dasar. Saya berasumsi peserta lomba tahun ini masih sama.
Pada hari Senin (30/10/23) Bu Samnor Janah menelepon saya pada pukul 07.55 Wita. Saya tidak tahu kalau ada telepon masuk. Nada dering telepon memang saya matikan. Demikian pula nada notifikasi.
Selain menelepon, Bu Samnor Janah teenyata juga mengirimkan file yang berisi Surat Keputusan kepala disdikpora PPU tentang penunjukan saya sebagai salah satu juri dalam lomba berpidato.
Acara lomba berpidato dilaksanakan pada hari Selasa (31/10/23). Saya merasa senang juga agak kaget. Saya merasa senang karena dipercaya untuk menjadi juri lomba pidato dengan peserta siswa SMP. Kemudian, saya merasa kaget karena sebelumnya tidak dihubungi lebih dahulu, tahu-tahu sudah menerima surat penunjukkan.
Alhamdulillah, menolak satu kesempatan untuk menjadi juri, ternyata diberi kesempatan untuk menjadi juri dalam dua kegiatan berbeda.