Sarapan pagi dengan Lauk Telur Apa?
Hari Sabtu (26/8/23) saya mau sarapan agak bingung. Lauk apa yang akan saya pilih. Ada telur dadar yang menggoda di atas meja makan. Telur itu pun saya taruh dalam lepek (piring kecil). Kemudian, saya melihat ada sebutir telur rebus di atas meja pula. Dalam ahti saya berpikir, sarapan dengan sebutir telur rebus sangat bagus.
Telur rebus itu merupakan sebagian dari lauk kiriman dari acara selamatan tetangga semalam. Kalau telur rebus tidak segera dimakan, khawatir akan berubah rasa. Setelah kulit telur saya buang, segera saya letakkan di atas piring kecil itu.
"Lauknya kok dobel, ya!" Saya bimbang. Ada telur dadar dan telur rebus. Kalau dimakan semua apakah tidak termasuk rakus, nih!
Setelah saya timbang-timbang, akhirnya diputuskan, telur rebus yang akan saya santap. Telur dadar pun saya sisihkan ke tempat lain agar tidak ikut termakan.
Nasi putih tidak perlu banyak. Dalam usia hampir enam puluh tahun, saya tidak sanggup makan nasi dalam porsi banyak. Sarapan pun terasa nikmat.
Saya pun baru teringat setelah beberapa suap menikmati nasi dengan telur. Teringat apa? Belum ada sayur di dalam piring kecil itu. Segera saya menuju panci tempat sayur di atas kompor.
Alhamdulillah, ada sop yang hangat. Porsi sop yang say ambil disesuaikan dengan piring kecil yang saya gunakan untuk sarapan di hari Sabtu itu.