Menjaga Kontinuitas dalam Berprinsip
Setiap orang memiliki prinsip dalam hidupnya. Ada seseorang yang tidak suka repot. Prinsip hidupmya "pokoknya mengalir seperti air". Apa yang akan terjadi nanti, biarlah nanti dipikirkan. Saat ini ia berprinsip mengikuti arus yang mengalir. Ada teman mengajak makan di warung, ikut makan ke warung. Ada teman mengajak pergi memancing di sungai, ikut memancing ke sungai.
Prinsip seseorang tidak baik diganggu atau dilecehkan. Asal prinsip yang dipegang kuat itu tidak melanggar norma agama dan norma sosial, biarlah prinsipnya dipegang kuat-kuat.
Berbeda dengan orang yang "seperti air di atas daun talas", yaitu orang yang tidak memiliki prinsip. Orang seperti itu tidak memiliki prinsip atau tidak tetap pendiriannya. Terkadang ia berbicara A. Lain waktu berbicara B.
Jaga Kontinuitas Cukup Berat
Untuk menjaga prinsip positif tidaklah mudah. Seseorang harus selalu ingat dan diingatkan. Kontinuitas atau kesinambungan dalam menjaga prinsip perlu komitmen. Orang yang mempunyai prinsip harus makan tepat waktu, harus didukung dengan mengingatkan jam-jam waktu dia makan. Hal itu untuk menjaga persahabatan lebih terjaga.
Ada orang yang berprinsip harus melakukan salat berjamaah lima waktu. Di manapun berada harus tetap salat berjamaah walau hanya berdua. Itulah prinsip positif yang perlu selalu dijaga.
Lain orang lain lagi prinsipnya. Ada orang yang selalu ingin memberi atau bersedekah setiap hari. Jika belum memberikan sesuatu, termasuk uang kepada orang atau memasukkan uang ke kotak amal, ia merasa gelisah. Prinsip seperti itu perlu ditiru dan kontinuitasnya harus dijaga.
Di kantor, ada teman pengawas sekolah yang selalu datang ke kantor tepat waktu. Sebelum pukul 07.30 Wita, ia sudah harus berada di kantor. Prinsip positif terkait kedisiplinan kerja itu perlu diapresiasi. Kita yang jarang tepat waktu harus mencontoh dan meneladani prinsip positif tersebut.
Bagaimana dengan prinsip hidup Anda?
Penajam Paser Utara, 22 Agustus 2023