Tiada TV di Rumah, Remaja Kompleks Buat Ulah
Sudah beberapa tahun di rumah kami tidak ada pesawat televisi. Sejak gawai menyita aktivitas menonton, pesawat televisi dipensiunkan. Mengapa? Ketika kami berada di depan televisi, tangan kami sibuk dengan gawai. Terus televisi siapa yang nonton? Akhirnya istri tercinta memutuskan untuk tidak mau "memelihara" televisi di rumah. Waktu itu kami menggunakan televisi kabel. Setiap bulan membayar langganan empat puluh ribu rupiah. Sayang sekali, bukan? Uang dikeluarkan tetapi hiburan televisi tidak dinikmati.
Pada beberapa tahun sebelumnya kami juga menghentikan langganan koran. Pada awalnya memang ada sesuatu yang kurang. Waktu itu kami sudah terbiasa baca koran setiap pagi. Berhubung istri sudah jarang mau baca dan saya juga mengurangi intensitas baca koran, akhirnya diputuskan untuk berhenti berlangganan surat kabar lokal Kalimantan Timur itu.
Tanpa Koran, Tanpa Televisi
Beberapa tahun terakhir kami sudah tidak membaca koran dan menyaksikan tayangan televisi. Pada saat Ramadan seperti saat ini ada kerinduan menyaksikan sinetron religi atau hiburan musik bernuansa Islami. Lebih-lebih pada saat makan sahur. Suasana sepi tanpa ada suara-suara yang membangkitkan semangat untuk menikmati hidangan makan sahur.
Meskipun tanpa televisi, kami sudah terbiasa mencari informasi dan hiburan melalui gawai masing-masing. Pada hari kedua Ramadan, saat kami sedang bersiap untuk makan sahur, terdengar suara musik yang berjalan. Saya pun segera membuka pintu kamar depan dan melihat di luar.
Rupanya para remaja Perumahan Penajam Indah Lestari, tempat kami tinggal, berkeliling membawa benda-benda bekas yang dipukul. Ada yang membawa jeriken plastik, kaleng roti, botol, dan tentu saja pengeras suara yang memutar musik pembangkit.
Sambil membunyikan alat-alat sederhana itu, mereka berteriak untuk membangunkan warga. Wajah-wajah ceria terpancar denagn penuh rasa gembira.
https://youtube.com/shorts/AZseI3RB3rk?feature=share
Saya merasa terhibur dan bangga dengan para remaja yang saya videokan itu. Sebagian agak malu dengan berjalan agak cepat. Namun, ada sebagian yang berjoget dengan riangnya.
Hari Ketiga