Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Makan Sahur "Kecepatan" Takut Kesiangan

Diperbarui: 4 April 2023   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenang-kenangan dari Aceh (dokpri)

Makan Sahur "Kecepatan" Takut Kesiangan

Hari Selasa tanggal empat April 2023 saya terbangun pada pukul 01.00 wita. Ada suara orang memukul tiang listrik satu kali. Suara itu tidak hanya terdengar satu kali. Selang beberapa detik, ada suara lagi tiang listrik dipukul satu kali juga.

Keadaan seperti itu membuat saya terbangun. Untuk memejamkan mata lagi, saya tidak sanggup. Padahal sekitar pukul sebelas saya terlelap. Berarti baru sekitar dua jam saya beristirahat. 

Untuk mengisi waktu, saya membuka-buka pesan pada WAG. Ada beberapa pesan yang menghibur hati. Pesan-pesan lain yang berisi guyonan atau kelakar saya abaikan.

Tiada terasa waktu sudah menunjukkan pukul 02.30 wita. Perut sudah mulai terasa lapar. Saya pun bergegas ke dapur. Lemari berisi bahan makanan pun saya buka.  Ada beberapa bungkus mi instan berada di dalam lemari tersebut. Ada mi kuah dan mi goreng. Saya memilih mi goreng kesukaan, yaitu mi goreng Aceh.

Mi goreng kesukaan (dokpri)

Peralatan untuk memasak pun saya siapkan. Ada panci untuk merebus, saringan, dan sendok sayur. Selain itu, piring makan dan sendok makan saya ambil dari rak piring.

Proses Praktis Memasak Mi Goreng

Mula-mula saya merebus sedikit air di dalam panci. Hanya sepertiga air saya tuangkan ke dalam panci tersebut. Sambil menunggu air mendidih, saya keluarkan satu bungkus mi goreng Aceh dari kemasannya. Bumbu-bumbu yang terbungkus plastik putih segera saya tuangkan ke dalam piring makan.

Tiada berapa lama, air di dalam panci sudah mendidih. Satu bungkus mi itu pun saya masukkan ke dalam panci. Agar cepat empuk, saya aduk-aduk perlahan. Hanya beberapa menit mi yang sebelumnya keras terlihat mulai lunak.

Saringan pun saya ambil. Air dan mi di dalam panci saya tuangkan ke dalam saringan. Air mengalir melalui lubang saringan. Mi yang sudah lunak tertinggal di dalam saringan.

Saya tunggu beberapa detik hingga tidak ada air yang menetes. Selanjutnya, mi yang sudah lunak tersebut segera saya tumpahkan ke atas piring yang sudah berisi bumbu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline