Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Berkomunikasi dengan Anak di Perantauan

Diperbarui: 25 Maret 2023   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar chat dengan Yunus (dokpri)

Berkomunikasi dengan Anak di Perantauan

Pada bulan Ramadan tahun 2023 banyak hal baru harus dilakukan. Setelah pandemi Covid-19 mereda, aktivitas masyarakat semakin meningkat. Khusus aktivitas bepergian, banyak orang akan pergi mudik.

Sebagai perantau, kami juga berencana mudik. Hal itu penting mengingat ibu kandung saya, Ibu Suparti masih mengharapkan anak-anaknya yang di perantauan pulang mudik.

Saya sebagai anak tentu tidak ingin mengecewakan harapan Ibu Suparti. Apalagi sebagai ASN, saya diberi jatah waktu cuti bersama. Selama kondisi badan masih sehat, saya berupaya untuk membuat bahagia orang tua.

Pada tahun 2022 saya mudik hanya seorang diri mengingat waktu itu pandemi Covid-19 masih belum mereda. Pulang seorang diri tentu kurang enak. Meskipun sudah dijelaskan alasan mengapa pulang seorang diri, masih saja ada yang menanyakan, mengapa istri tidak diajak.

Pada tahun 2023 saya berencana mudik bersama istri tercinta. Hal itu sudah kami rundingkan dengan keluarga kecil kami. Anak bontot tidak mau ikut mudik ke Jawa Tengah. Padahal, Adib---anak bontot itu---tidak memiliki kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Ia memang sudah membatasi diri.

Anak kami kedua, Arifin, saat ini bekerja di Jakarta. Ia juga hanya mau mudik ke Kalimantan. Arifin tidak mau ikut mudik ke Jawa Tengah.

"Teman-teman saya banyak di Penajam!" begitu alasan Arifin ingin mudik lebaran di Penajam, Kalimantan Timur.

Sejak TK, SD, SMP hingga SMA Arifin memang bersekolah di Penajam. Teman-teman sejak sekolah SD hingga SMA masih banyak yang tinggal di Penajam. Kondisi senasiblah yang membuat Arifin ingin berkumpul dengan teman-temannya. Umumnya sama-sama masih lajang!   

Ada untungnya Arifin hanya mau mudik ke Penajam. Ia bisa menemani adik kandungnya, Adib di rumah. Kami sebagai orang tua tidak dapat memaksa Arifin untuk mudik ke Jawa Tengah. Lagi pula, pekerjaan kantor yang dikerjakan di rumah menuntut konsentrasi tinggi. Jika ikut mudik ke Jawa Tengah tentu banyak godaan atau gangguan dari keluarga besar Sastro Martoyo. Godaan untuk diajak jalan-jalan pastinya!

Pagi hari Sabtu, 25 Maret 2023 Yunus, anak pertama kami menyapa lewat chat WA. Kami memang sangat jarang berkomunikasi. Kalau ada hal-hal penting baru ada komunikasi. Saya pun memaklumi pekerjaan anak pertama itu di Jawa Barat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline