Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Menambah Ibadah pada Awal Ramadan

Diperbarui: 23 Maret 2023   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Al Muhajirin Perumahan Penajam Indah Lestari Km 1 Penajam (dokpri)

Menambah Ibadah pada Awal Ramadan

Pada awal Ramadan, umat Islam yang menjalankan puasa perlu merancang program. Ibadah apa saja yang akan ditambah. Diawali dengan makan sahur sebelum azan salat subuh dikumandangkan. Aktivitas makan sahur termasuk ibadah sunah. Boleh dijalankan dan boleh tidak. Sebaiknya tetap dilakukan meskipun hanya minum susu, makan sepotong roti, atau apa saja yang dapat menambah stamina tubuh.

Remaja perumahan/kampung/desa/kelurahan yang bersemangat menyambut awal Ramadan akan berkeliling membangunkan warga untuk makan sahur. Umumnya mereka berombongan dengan membawa alat-alat yang dapat dibunyikan. Semangat para remaja menunjukkan bahwa Ramadan memang semarak dan perlu disemarakkan. Hal itu dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan ikhlas dan diniatkan untuk membangunkan warga untuk makan sahur.

Salat subuh pada hari pertama Ramadan pasti lebih ramai daripada hari sebelumnya. Hal itu sudah menjadi hal yang tidak perlu diherankan. Program menambah ibadah perlu dilakukan, misalnya mendengarkan ceramah atau murotal sebelum pergi ke masjid, musala, atau langgar.

Menambah ibadah dapat dilakukan pada sela-sela ibadah wajib. Umumnya kita makan sahur lebih awal. Padahal, waktu subuh masih agak lama. Saat menunggu azan subuh, banyak amalan untuk menambah ibadah kita. Kalau mengaji (membaca kitab suci Al Quran) sudah rutin dilakukan, kita perlu menambah aktivitas lain yang bernilai ibadah.

Membaca buku pengetahuan yang dapat meningkatkan kompetensi, menyaksikan video yang dapat menambah wawasan positif, dan banyak hal lain bernilai ibadah.

Ibadah Sosial

Selain ibadah yang bersifat individu, kita perlu melakukan ibadah bersifat sosial. Banyak hal dapat dilakukan untuk lingkungan di sekitar kita. Tradisi berbagi makanan untuk berbuka, menyumbangkan pakaian layak pakai, mengajari mengaji untuk anak-anak, remaja, atau orang tua, berbagi buku-buku pengetahuan umum dan keagamaan.

Saat pergi ke masjid, usahakan selalu membawa uang receh untuk infak. Selain itu, hal-hal sederhana yang diperlukan di masjid perlu kita bawa. Meskipun setiap masjid ada anggaran untuk membeli alat-alat kebersihan, tidak ada salahnya, kita membawa alat kebersihan yang dapat digunakan banyak orang.

Pada bulan Ramadan jamaah yang pergi masjid lebih banyak. Untuk itu, sandal wudu, lap kaki (keset), kertas tisu, dan keperluan-keperluan kecil sangat dibutuhkan. Jika kita memiliki barang-barang itu, tidak ada salahnya disumbangkan ke masjid. Boleh secara terang-terangan (memberi tahu kepada marbot atau pengurus masjid), boleh pula secara diam-diam (kita langsung meletakkan sandal wudu di dekat tempat wudu, kita taruh keset dekat pintu masuk masjid, atau kita letakkan kertas tisu di dekat kotak infak).

Aktivitas mana yang akan Anda lakukan?

Penajam Paser Utara, 23 Maret 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline