Refleksi Satu Semester Aktif di Kompasiana
Alhamdulillah, pada tanggal 27 Februari 2023 genap enam bulan saya "aktif" menulis di Kompasiana. Selama enam bulan itu banyak pengalaman baru saya peroleh. Walaupun akhir-akhir ini tidak setiap hari menayangkan artikel, saya tetap "online". Aktivitas membaca lebih sering saya lakukan. Artikel Utama (headline) merupakan artikel yang paling sering saya baca.
Untuk apa membaca tulisan orang lain? Pertama, untuk menambah wawasan. Banyak penulis (kompasianer) dengan latar belakang pendidikan bermacam-macam. Pekerjaan atau profesi mereka pun variatif. Hal itu yang membuat saya bersemangat untuk belajar banyak hal.
Tulisan yang enak dibaca dan informatif adalah jenis tulisan yang selalu saya baca sampai habis. Jika ada tulisan yang "hanya mengulang" informasi dari buku referensi, tanpa ada sentuhan kekinian, tentu tidak saya baca secara keseluruhan. Saya baca poin-poin penting yang tertulis.
Lupa Cari Uang
Begitu banyak artikel yang ditayangkan di blog Kompasiana (hampir setiap dua atau tiga menit ada artikel baru) membuat saya "lupa" bahwa menulis di Kompasiana dapat mendatangkan uang (GOPAY). Saya begitu asyik membaca artikel demi artikel yang baru "muncul". Rasa haus akan informasi terkini dan ulasan yang menarik dari para Kompasianer membuat hasrat untuk "cari uang" agak mengendor. Namun, saya tetap berusaha menayangkan artikel-artikel sederhana.
Memang, kalau kita tekun menulis, uang akan datang. Tentu syarat harus dipenuhi. Dalam satu bulan minimal ada tiga ribu pembaca (views). Berapa jumlah uang yang akan diterima tentu bergantung pada jumlah kompasianer yang layak mendapatkan reward (memenuhi syarat). Selain itu, jatah dari "penyedia dana" terakumulasi berapa.
Banyak hal memang yang mempengaruhi jumlah rupiah yang kita dapatkan. Namun, informasi bermanfaat dari artikel Kompasiana, jauh lebih "mahal" nilainya. Pengetahuan terkini dan hiburan yang menyegarkan lebih "berharga" daripada rupiah yang kita peroleh.
Setiap Bulan Melakukan Refleksi
Setelah satu bulan "aktif" bercengkerama dengan Kompasiana, saya menulis pesan dan kesan seperti dalam artikel berikut.