Jangan Cari Uang di Kompasiana!
Saya tidak menyangka bahwa akan begini jadinya. Sejak aktif menulis di blog Kompasiana mulai 27 Agustus 2022, saya merasakan kenyamanan. Berbagai tulisan (asli) yang saya kirimkan dapat ditayangkan di Kompasiana. Rasa syukur selalu saya ucapkan karena coretan model apa pun yang saya kirimkan tidak pernah ditolak (kecuali yang melanggar aturan tata tulis).
Dengan begitu, saya tidak ragu-ragu untuk menulis berbagai jenis tulisan. Namun, rata-rata tulisan yang saya kirimkan berupa diary, catatan kegiatan sehari-hari.
Baca juga: Satu Bulan Aktif di Kompasiana, Apa Hasilnya?
Menulis diary merupakan upaya untuk mendokumentasikan kegiatan sehari-hari apa adanya. Dengan cara seperti itu, kalimat demi kalimat akan mengalir tiada batas. Saya pun merasa puas setelah satu kegiatan pada suatu hari dapat saya tuliskan dengan tuntas.
Selain menulis, saya juga hobi membaca artikel yang ditulis Kompasianer lain. Saya mempunyai perasaan bahagian manakala membaca tulisan teman-teman Kompasianer. Banyak jenis tulisan saya lahap dengan gembira.
Baca juga: Dua Bulan Menulis di Kompasiana, Keuntungan Apa yang Diperoleh?
Saya dapat tersenyum, tertawa, merenung, bahkan ikut emosi saat membaca tulisan yang beraneka warna tersebut. Ada artikel olahraga, seni budaya (termasuk puisi dan cerpen), finansial, pendidikan, kuliner, teknologi, hingga tulisan terkait politik.
Selain itu, banyak teman baru saya dapatkan di Kompasiana. Banyak penulis yang memberikan semangat untuk berkarya. Satu lagi, ada beberapa orang yang tertarik untuk mulai menulis di blog Kompasiana setelah sering melihat (mudahan sempat membaca) tautan artikel yang saya bagikan di WAG, FB, atau Twitter.
Baca juga: Kompasianer "Seumur Jagung", Semakin Banyak Tantangan
Melalui chat japri di WA ada beberapa orang yang mengutarakan keinginannya untuk ikut menulis di Kompasiana. Saya tidak perlu menyebutkan siapa mereka. Biarlah mereka bercerita sendiri jika memang benar-benar melanjutkan proses pendaftaran.