Penulisan "di" Tidak Selalu Dipisahkan, Ya!
Pengetahuan tentang preposisi "di" terkadang terlalu melekat pada diri seseorang. Dalam benaknya selalu terekam bahwa bentuk "di" harus dipisahkan penulisannya, ada spasi. Ia lupa bahwa bentuk "di-" ada yang berupa awalan atau prefiks yang penulisannya wajib diserangkaikan (tanpa spasi) dengan kata dasarnya. Namun, terkadang ia lupa sehingga setiap membuat kalimat dan ada bentuk "di" selalu dipisahkan penulisannya.
Contoh:
di salahgunakan (salah), seharusnya disalahgunakan.
di tindaklajuti (salah), seharusnya ditindaklanjuti.
di anak tirikan (salah), seharusnya dianaktirikan.
Bagaimana cara mengetahui bahwa bentuk"di-" harus diserangkaikan (tanpa spasi) dalam penulisan?
Mudah sekali caranya. Pertama-tama kita lihat imbuhan (afiks) dalam kata yang akan kita tuliskan. Jika ada konfiks (imbuhan awalan dan akhiran) seperti di-kan atau di-i, secara otomatis, penulisannya digabungkan semua (tanpa spasi).
Contoh:
di-i + patuh = dipatuhi (benar), bukan di patuhi (salah)
di-i + lunas = dilunasi (benar), bukan di lunasi (salah)