Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Memukuli Jangan Diulang, Ya!

Diperbarui: 9 September 2022   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Penggunaan kata ulang atau reduplikasi sering kurang tepat dilakukan oleh masyarakat. Kata dasar yang sudah diulang tidak perlu lagi diberi kata-kata penegas yang maksudnya sama.

Ada lima kata ulang (reduplikasi) yang sering dijadikan materi pelajaran di sekolah, yaitu:

Kata ulang utuh (dwilingga), contoh: loncat-loncat, lari-lari, malam-malam, sore-sore.

Kata ulang berubah bunyi, contoh: sayur-mayur, lauk-pauk, serta-merta, serba-serbi, gerak-gerik

Kata ulang suku kata awal (dwipurwa), contoh: lelaki, bebatuan, rerumputan, pepohonan

Kata ulang berimbuhan, contoh: bermain-main, tarik-menarik, dorong-mendorong

Kata ulang semu = kata dasar/ bukan kata ulang: kupu-kupu, cumi-cumi, kunang-kunang

Reduplikasi yang Tidak Tepat

Mari kita perhatikan kalimat berikut ini.

Mereka pukul-memukul di pinggir jalan. (kalimat yang benar)

Mereka saling pukul-memukul di pinggir jalan. (Kalimat salah. Penambahan saling tidak tepat karena makna reduplikasi pukul-memukul adalah saling memukul).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline