Lihat ke Halaman Asli

KELUHKU

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada siapa harus kukabarkan

Tentang Citarum dan keluhnya

Tercemar dan teracuni

Berkostum sampah sepanjang hari

Aroma parfumnya peningkan kepala

Mercuri makin beraksi

Polusi mencabik tiada henti

Makin ngeri,makin merinding

Jari-jari bumi makin terkikis

Tebing-tebing kian keropos

Pasir dan bebatuan terus dicakar

Digerogoti siang dan malam

Jadi komoditi -ego picik

Akar pohon tak lagi bisa mencengkram

Longsor kian geram

Citarumku sayang

Citarumku malang

Masih bernyawakah undang-undang lingkungan

Atau aturan sudah mati suri

Sementara sanksi hanya jadi peruntungan

Alam rusak tiada peduli

Pada siapa harus kukabarkan

Pada siapa harus kukeluhkan

Tentang Citarum yang makin suram

Atau akan dibiarkan saja

Ekosistem Citarum karam

Aaah..jangan diam saja

Kalau memang masih punya cinta

jangan hanya wacana

tapi karya yata

dengar……!

Pandang…..!

lalu renugkan…!

masihkah Citarum punya arti ?

masihkah tersisa cinta

untuk Citarum

yang kini rintih memelas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline