Lihat ke Halaman Asli

Dalam Doa

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

( interupsi)

Permadani merah kehitaman t’lah terhampar

Langit upuk barat berhias senja

Kumandang adzan bersahutan

bergetar dalam ruang jiwa

segenggap air wudhu menyejukkan wajahku

serangkai doa pun terikrar

menguakkan pintu sholatku dalam interupsi

tuk sejenak bersimpuh di hadapan Tuhan

Di atas sajadah ini aku bersujud

Kumat-kamitmengagungkan Tuhan

Basah mulutku dengan doa

Kurebahkan jiwaku dalam lirih

Teramat kecil diri ini di hadapan-Mu ya Robb

Rangkaian syukur kuberitakan kepada-Mu

Kupaksa Engkau tuk mengabulkan doaku

Hingga tangisku pecah dalam syujud ini

Aku tak berdaya dengan takdir Tuhanku

Tapi aku berharap tetapkanlah takdir-Mu

Seperti harapanku dalam keputusan

kebaikan-Mu

Aku sadar memang aku tak pantas

jadi kekasih-Mu

Hari-hariku berlumuran dosa dan

Kau tak suka

Tapi ..hanya Kau pemilik ampunan

Berilah aku pengampunan-Mu

Nestapalah aku tanpa magfiroh-Mu

Aku harus berpulang pada siapa?

Sedang diri ini adalah milik-Mu

Aku tak punya tempat kembali

selain pada haribaan-Mu

Tuhan tataplah aku

Pandangilah aku

Ulurkan tangan-Mu dan

Peluklah aku dalam cinta dan kasih-Mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline