( interupsi)
Permadani merah kehitaman t’lah terhampar
Langit upuk barat berhias senja
Kumandang adzan bersahutan
bergetar dalam ruang jiwa
segenggap air wudhu menyejukkan wajahku
serangkai doa pun terikrar
menguakkan pintu sholatku dalam interupsi
tuk sejenak bersimpuh di hadapan Tuhan
Di atas sajadah ini aku bersujud
Kumat-kamitmengagungkan Tuhan
Basah mulutku dengan doa
Kurebahkan jiwaku dalam lirih
Teramat kecil diri ini di hadapan-Mu ya Robb
Rangkaian syukur kuberitakan kepada-Mu
Kupaksa Engkau tuk mengabulkan doaku
Hingga tangisku pecah dalam syujud ini
Aku tak berdaya dengan takdir Tuhanku
Tapi aku berharap tetapkanlah takdir-Mu
Seperti harapanku dalam keputusan
kebaikan-Mu
Aku sadar memang aku tak pantas
jadi kekasih-Mu
Hari-hariku berlumuran dosa dan
Kau tak suka
Tapi ..hanya Kau pemilik ampunan
Berilah aku pengampunan-Mu
Nestapalah aku tanpa magfiroh-Mu
Aku harus berpulang pada siapa?
Sedang diri ini adalah milik-Mu
Aku tak punya tempat kembali
selain pada haribaan-Mu
Tuhan tataplah aku
Pandangilah aku
Ulurkan tangan-Mu dan
Peluklah aku dalam cinta dan kasih-Mu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H