Lihat ke Halaman Asli

GAMANG

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutelusuri panjangnya sungai Citarum

Cadik kecil membawaku

Menaklukan derasnya arus air

Sisi kiri dan kananku

Keramba ikan menghiasi permukaan sungai

Mengacaukan pemandanganku

Mengaburkan ilustrasiku

Aku tertunduk dan kugelengkan kepalaku

Kupandangi sepanjang pantai ,pesisir dan tebing

Remuk tatapanku dibuatnya

Semuanya telah berubah

Tebing yang dulu hijau

Dengan pohon yang rindang menjulang

Pesisir yang dulu tangguh

Kini meranggas dan keropos

Sepanjang alur sungai Citarum

Telah dicakar habis para penggali pasir

Pepohonan tlah tumbang tergerus longsor

Karena tak ada lagi tempat akar mencengkram

Kuusap dadaku.kutarik nafas panjang

Sesak terasa menggemas

Hingga air mata pun tak dapat kubendung lagi

Aku menangis..tapi bukan karena

Aku takut kehilangan

Yang kutangisi anak cucuku

Mungkin tak sempat memandang

Betapa indahnya Citarum

Dan kini tinggal sisa reruntuhan

Yang terbinasakan oleh ego

yang diwariskan kepada mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline