Lihat ke Halaman Asli

Menantimu

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah berapa kali tlah kuhela napas panjang

Rasaku menyeret hingga ke dinding perih

Seperti sebuah halusinasi mimpi

Tak kumengerti walau berulang kali kurenungi

Kau menjelma hanya dalam bayangku

Pertemuan kita bagai sebuah imajinasi

Ketika bulan merah bulat menatapku tajam

Sesosok bayang menari diantara tatapanku

Kumerasa itu adalah kau..ya kamu

Yang pernah lantang berjanji

Tapi kini tiada lagi

Tiada kau lagi

Aku hanya diam dan diam

Hari-hariku disetubuhi dengan rindu

Rasa yang pernah mekar diantara kita

Kini bagai bara dalamsukma

Celoteh dan manjamu remukkan kalbuku

Kau tiada lagi…entah dimana

Kenapa kau tak surutkan rinduku

Tak terhitung hari aku mencarimu

Tak terhitung waktu aku menunggumu

Gemuruh rinduku tak pudar juga

Aku menunggu kepastianmu

Dimana kau kini

Sendiriku semakin sepi

Senyap dalam kehampaan

Bulan merah semakin tajam menatapku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline