Praktik poligami di Indonesia semakin marak terjadi beberapa tahun ini. Salah satu sosok mentor tersebut sebut saja Coach Hafidin, yang menghebohkan media sosial beberapa minggu lalu setelah tim Narasi membuat liputan mendalam terkait kehidupannya sehari-hari sang mentor tersebut.
Bagaimana tidak, dalam video tersebut terungkap bahwasannya ia mempunyai hingga 25 orang anak, dan parahnya lagi Coach Hafidin tidak hafal nama anak-anaknya.
Menurut pengakuannya, sudah banyak orang yang mengakui kesuksesannya sebagai ahli poligami. Mungkin alasan utamanya, karena ia mencetuskan sebuah webinar berjudul "45 Hari Sukses Berpoligami". Coach Hafidin sediri merupakan orang yang mempunyai 4 orang istri dan 25 orang anak yang berdampingan dengan rukun, mungkin hal ini juga alasan Coach Hafidin ingin membagikan kiat suksesnya berpoligami lewat webinar yang ia kampanyekan tersebut.
Coach Hafidin sendiri mengaku "pernah menikahi enam perempuan. Satu berpisah, karena dia sudah menopause padahal saya masih ingin memiliki banyak anak, yang kedua karena takdir sudah tidak layak berlanjut". Dilansir dari Youtube Narasi Newsroom, Senin (29/11/2021).
Tidak hanya itu saja Coach Hafidin ketika hendak menikah tidak pernah meminta izin kepada istri-istrinya terlebih dahulu. Ia baru memberi tahu istri-istrinya ketika menjelang waktu akad nikah.
Pernyataan-pernyataan Coach Hafidin ini mengundang pro dan kontra di media sosial. Bahkan seorang public figure, Prilly Latuconsina turut mengomentari pernyataan sang mentor tersebut di kolom komentar kanal Youtube Narasi Newsroom.
"Diceraikan karena menopause ? berarti menikahi perempuan karena untuk reproduksi saja ? Ya Allah semoga hamba tidak mendapatkan jodoh seperti ini yang meninggalkan hamba karena kodrat yang engkau tentukan, Amiin." Ujar Prilly
Menurut Komnas HAM Perempuan Terkait Adanya Mentor Poligami
Siti Aminah Tardi selaku Komisioner Komnas Perempuan mengatakan jika praktek mentoring poligami merupakan praktek glorifikasi kekerasan terhadap perempuan.
"Yang dijual dalam mentoring ini adalah imaji bahwa perkawinan poligami ini menjanjikan keuntungan untuk pihak laki-laki, padahal buktinya kekerasan dan perceraian itu juga terjadi dikarenakan poligami." Ujar Siti Aminah dari kanal YouTube Narasi. Senin (29/11/2021).
Seharusnya poligami sendiri tidak harus dibesar-besarkan atau dikampanyekan. Hal ini juga membuat saya merasa miris dan akan menjadikan perspektif yang berbeda tentang poligami di kalangan masyarakat khususnya generasi muda, jika salah satunya nanti dipersepsikan bahwa poligami tak harus mapan, maka korbannya nanti bisa jadi adalah anak-anak muda, inilah yang sangat mengkhawatirkan nanti.
Sedangkan, kondisi Indonesia sekarang ini yang dimana angka perceraiannya cukup tinggi dan salah satunya terbentuk karena kondisi ibu yang tidak siap secara psikis dan psikologis.