Lihat ke Halaman Asli

Membaca Lebih Dekat Suporter dan Pemain Masa Lalu Hingga Sekarang

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam Suporter Indonesia Intelektual

Anda masih mengingat nama-nama ini ?

~ Purwo Adi Utomo.
~ Lazuardi.
~ Rangga Cipta Nugraha.
~ Dani Maulana.

Juga kejadian yang terkait dengan diri mereka ? Sekaligus apakah, hal tersebut mampu menjadi sesuatu makna dan penuh hikmah?, bahkan
pegangan visi misi Anda sebagai seorang suporter sepakbola Indonesia ?

~ Purwo Adi Utomo,
Dia adalah pelajar klas III SMK Negeri 5 Surabaya, yang tewas terinjak-injak dalam peristiwa pertempuran suporter Bonek ( bondo Nekad / Bondo dan Nekad ) versus aparat kepolisian sehabis laga Persebaya melawan Persija Jakarta dalam lanjutan IPL di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambak Sari, Surabaya (3/6/2012).

~ Lazuardi (29),
~ Rangga Cipta Nugraha (22),
dan,
~ Dani Maulana (16).
Darahnya membasahi bumi setelah dianiaya suporter Persija Jakarta usai pertandingan classik yang sangat panas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung dalam lanjutan ISL, Minggu (27/5/2012) di stadion Gelora Bung Karno.

Tetapi apakah kalian juga masih ingat nama Suhermansyah ? Beri Mardias ? Juga nama Fathul Mulyadin ? Bisa jadi, kalian tidak lagi mengingat siapa mereka. Bisa jadi, semua nama-nama di atas
dalam hitungan minggu atau bulan dan tahunan, langsung menghilang selama-lamanya dalam ingatan publik, sepakbola Indonesia. Kejadian yang membuat mereka terenggut nyawanya, akan mudah kita lupakan. Seperti tidak terjadi apa-apa.

Catatan kelam wajah kita. Negara Indonesia, suporter Indonesia dan juga publik
sepakbolanya, kelihatanya tidak suka atau
tidak memiliki tradisi untuk mendokumentasikan
beragam peristiwa sepakbola yang terkait
dengan diri masing-masing.

Masihkah kalian ingat nama besar Mursyid Effendi, si pelaku sepakbola gajah dalam perempat-final Piala Tiger 1998, 31 Agustus 1998, di Hanoi, ibukota Vietnam ?

Catatan hitam itu terjadi sewaktu timnas Thailand
yang melawan timnas Indonesia, yang sama sekali
tidak memerdulikan lagi etika dan nyawa olahraga itu sendiri, yaitu sportivitas, dengan seenaknya justru berusaha mati-matian agar tim mereka
memperoleh kekalahan pada akhir pertandingan. Tujuan liciknya, agar mereka terhindar untuk bersua dengan sang tuan rumah di semi-final.

Ceritanya, saat skor 2-2 saat masa babak tambahan, pemain Indonesia, Mursyid Effendi, berhasil menembakkan bola ke arah gawangnya sendiri. Kiper Indonesia saat itu tidak niat untuk berusaha menepis. Tetapi justru, malahan banyak para pemain Thailand yang berusaha menjaga gawang timnas Indonesia agar tidak kebobolan. Sungguh ironi, kejadian ini sama sekali tidak dijadikan suatu pelajaran bagi cabang olahraga lainnya, anda tahu kejadian bulu tangkis kemarin yang akhirnya Indonesia dan Korea dinyatakan wasit " kartu merah, sehingga dipaksa pulang. Mereka tak berniat bermain untuk menang, tapi berniat untuk kalah, seakan-akan harga diri fair play lebih mulia jauh dengan mendapatkan gelar piala. Bentuk cacat seperti ini seharusnya tidak dimiliki oleh mereka para pemain profesional di era sekarang dan seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline