Lihat ke Halaman Asli

You May Say I’m a Dreamer

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

At first it was a dream.

Pada awalnya adalah sebuah impian.

Pada tanggal 6-8 April 2002, delapan tahun lalu, sejumlah "tukang mimpi" dari pelbagai penjuru Indonesia berkumpul di Jakarta. Mereka hadir untuk menceritakan mimpi mereka masing-masing dan caranya meraih impian itu. Mereka terjun mengikuti Honda The Power of Dreams Contest 2002.

Finalis kategori mahasiswa : Genia Sembada (Semarang), Glory Gracia Christabelle (Jakarta), Helena Rintha Sari (Yogyakarta), Yohana Florence Citra Palupi (Jakarta).

Untuk kategori tim : Adi Nugroho (ISI Yogyakarta), Agung Syakirul (ITS Surabaya), Andri Heru Pramono (PENS ITS Surabaya), Ardian Permana (Yogyakarta), Bambang Suryacahyana S. (Sukoharjo), Drajad Muktiwibowo S. (Sukoharjo), Dular Budi Jatmiko (Yogyakarta), Johannes Suharyono (ISI Yogyakarta), Muhammad Mustain (ITS Surabaya),

Kategori Umum : Bambang Haryanto (Wonogiri), Hari Martopo (ISI Yogyakarta), Junaidi Syam (ISI Yogyakarta), Maria DRT Ambesa (Depok), Nurudin Budiman, M.Sc. (Jakarta).

Suatu keajaiban, saya bisa berada di tengah para tukang mimpi tersebut. Saya membawa kanvas yang saya tulisi potongan lirik lagu "Imagine" (1971), "You may say I am a dreamer, but I'm not the only one. " Dengan senang hati, mereka telah ikut berbagi tanda tangan, berbagi tekad dalam mewujudkan impian.

Delapan tahun telah berlalu, saya mencoba lagi mencari mereka di dunia maya. Sungguh menggembirakan, saya menemukan Glory Gracia Christabelle yang memimpikan menjadi penulis fiksi anak-anak, dan kini ia telah meraih impiannya tersebut. Sedang Genia Sembada, penggemar Juventus dari Semarang ini, saat itu memimpikan memproduksi kaki palsu yang murah bagi penderita yang kakinya diamputasi. Hasil selisik saya yang mutakhir, ia justru menulis buku The Power of Nekad. Prestasi yang pantas dibanggakan.

Untuk pemenang lainnya (tercetak tebal), saya belum berhasil menemukan kabar-kabar terbarunya. Tetapi kenangan bersama mereka, juga saat melakukan presentasi di depan para juri yang terdiri Arswendo Atmowiloto, Kusnadi Budiman ("Nampak senang, ketika saya sebut Brasil sebagai tempat beliau lahir adalah kiblat suporter atraktif,"), Mien Uno ("Bu Mien menyukai esai saya"), Riri Riza, Satoshi Okamoto ("Ia memberi saya kaligrafi tulisan Jepang yang berarti, 'Semua Kawan'"), Susi Susanti ("Saat itu ditemani suaminya Alan Budikusuma, yang terkejut saat saya sampaikan ucapan selamat hari ulang tahun baginya di hari penjurian saya") semuanya masih segar tergambar dalam ingatan.

Tanggal 29 Juli 2002, film dokumentasi tentang profil para pemenang PODC 2002 itu ("saya menulis skrip, jadi bintang dan sekaligus pengisi suara sendiri :-)) telah ditayangkan di TransTV. Bagimana impian saya sendiri saat ini ? Di bawah ini adalah esai saya dalam mengikuti kontes tersebut.

The Power Of Dreams :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline