Bismillah,
Tanpa sengaja dan tidak tahu sama sekali jika kebun kopi yang penulis kunjungi adalah kebun kades desa Merantau, Herman. Kebun kopi itu sangat luas berada di sebelah atas sungai Napal. Kebun kopi milik kades Merantau itu terlihat terawat dengan baik. Tulisan ini ingin memberikan penilaian terhadap kinerja kopi di bawah pohon durian dan jengkol.
Tanam ulang
Penulis meyakini bahwa tanaman kopi pak kades Merantau ini umurnya tak terlalu muda tapi tak terlalu muda. Penulis punya latar belakang sebagai anak pekebun kopi di Air Nipis Bengkulu Selatan Bengkulu puluhan yang lalu. Karena itu penulis meyakini bahwa kopi pak kades ini baru berumur sekitar 5 tahun. Artinya baru lewat panen agung.
Membandingkan
Menarik sekali ketika penulis menyempatkan diri mengobservasi kopi pada berbagai tanaman kehutanan yang ada di lahan pak kades dan tetangganya. Kondisi kontras penulis menemukan kenyataan bahwa kopi di bawah pohon durian yang sudah besar semuanya menderita bahkan mati. Sebaliknya kopi di bawah jengkol tergolong subur dan sangat subur. Kopi yang ditanam bersaman dengan jengkol terlihat berkinerja baik karena jengkol merupakan tanaman leguminosa yang menyuburkan tanah. Jengkol.diketahui bersimbiose dengan bakteri rhyzobium di dalam bintil akar tanaman jengkol. Simbiose ini memghabiskan swnyawa nitrogen yang tersedia bagi tanaman jengkol maupun kopi.
10 pohon durian
Penulis melakukan observasi kondisi kopi di bawah pohon durian. Pada pohon pertama kopi masih hidup tetapi berbuah sedikit dan warna daun kuning. Kedua,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H