Lihat ke Halaman Asli

supli rahim

Orang biasa

Kita Akan Bahagia jika Tidak Mengeluh

Diperbarui: 29 September 2024   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bismillah,

Mengapa kita sering nengeluh? Mungkin karena kurang sehat? Mungkin karena kita kurang harta? Mungkin karena rumah kita kurang besar? Mungkin karena kita banyak masalah? Mungkin karena kita kurang sebaik nasib orang? Maka itu semua perlu kita perbaiki agar kita tidak perlu mengeluh. Jika kita tidak memgeluh maka kita akan jadi orang paling bahagia. Tulisan ini membahas tentang bagaimana jika kita selalu bersyukur.

Jangan membanding-bandingkan

Kita akan susah sendiri jika suka membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita pasti kurang itu dan ini. Kita kurang sehat, kurang kaya, kurang besar rumah, kurang lebar kebun, kurang bagus mobil, kurang baik nasib dsb. Bagaimana jika kita melihat orang yang di bawah kita?

Rumah kita meskipun banyak bocor lebih baik dibandingkan dengan orang yang tinggal diemperen, di bawah kolong jembatan. Kesehatan kita lebih baik dibandingkan dengan orang yang koma di rumah sakit.

Nasib kita lebih  baik dibandingkan dengan orang yang pengangguran. Kendaraan kita lebih baik daripada orang yang tidak punya kendaraan. Dst dst.

Sama Terjalnya

Semua manusia diberi tuhan tanjakan dalam hidup sama terjalnya. Yang membedakan hanya jenis batunya. Ada yang tajam ada yang tumpul. Ada batu besar ada batu kecil. Tapi semua susah. Semua mesti sabar. Semua mesti sungguh-sungguh menjalani dan menapaki jalan hidup. Allah tidak melihat harta dan wajah kita. Yang Allah lihat hati dan amal kita. Tak pantas kita mengeluh. Jika tak mengeluh hati kita lapang. Jika hati lapang kita akan berbahagia.

Jika saja selalu bersyukur

Alhamdulillah adalah kata yang selalu keluar dari lisan kita, hati kita dan anggota badan kita. Kita bersyukur karena kita masih bisa bangun dan bernapas. Alhamdulillah kita masih bisa menikmati enaknya makan nasi hangat dengan lauk sayur lodeh. Alhamdulillah kita masih tidur lena. Alhamdulillah kita tidak banyak hutang. Alhamdulillah kita masih ada keluarga yang menyatangi kita. Alhamdulillah kita masih axa teman di grup WA. Alhamdulillah kita masih bisa merasakan enaknya makanan khas di daerah kita dll. Pendek kata nikmat tuhan mana lagi yang masih kira dustakan. Mari kita jadikan hidup kita selalu berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline