Lihat ke Halaman Asli

supli rahim

Orang biasa

Bagaimana Islam Menyikapi Kekayaan

Diperbarui: 18 Mei 2024   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Banyak umat islam di seluruh dunia yang belum kaya alias miskin. Tetapi kebanyakan negara-negara islam.di bumi terkategori kaya. Banyak pula negara islam yang kaya tetapi pengelolaannya belum optimal, belum maksimal. Tulisan ini ingin memaparkan perspektif islam tentang menjadi kaya. 

Kekayaan dalam islam

Menurut agama Islam, kekayaan diartikan pula sebagai suatu jalan menuju kejayaan, seperti yang tersirat pada QS. As-Shaff: 10-12 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasulullah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung.

Boleh menjadi kaya

Menjadi kaya menurut agama islam jika untuk membantu agama Allah, menjadikan keluarga terdidik, menjadikan agama sebagai pedoman dalam hidup, menjadikan perbudakan terbebas, menjadikan penjajahan  terhapuskan. Menjadi kaya tentu dengan  cara halal, jangan dengan cara haram, jangan menzalimi orang lain. Berdoa, mencari berkah, sedekah dan kerja keras aadalah tata laksana menjadi kaya yang Allah anjurkan dalam alquran maupun dari sunnah nabi Muhammad saw.

Akan ada hisab

Suatu hal yang kita mesti sikapi dengan kehati-hatian adalah apakah sistem.kita memperoleh harta dan membelanjakannya sudah sesuai dengan sunnah baginsa nabi Muhammad dan ajaran islam. Islam mengajarkan agar memperoleh harta mesti dengan cara yang halal jangan yang haram. Karena yang halal saja akan dihisab dwngan cara yang rinci dan melelahkan. Apalagi jika diperoleh dengan cara yang haram. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline