Lihat ke Halaman Asli

supli rahim

Orang biasa

Ketika Mengaji di Masjidil Haram Saat Puasa

Diperbarui: 4 April 2024   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Cek Jun

Bismillah,

Berpuasa jauh dari kampung halaman  terkadang memang mempunyai jasbah atau semangat yang lebih tinggi dibanding ketika kampung sendiri. Berpuasa di masjidil haram merupakan momen langka yang mempunyai kesan ruhani yang kental untuk jadi kenqngan yang indah. Penulis pernah mengalami kondisi seperti itu. Penulis menuliskan ini sebagai pembelajaran vagi kita semua. 

Berada di masjidil haram

Penulis pernah menjalani ibadah puasa dan segala macam rangkaian ibadah lainnya sepeeti membaca alaquran, solat lima waktu, solat sunat, umroh, thawab dll. Tetapi membaca alquran merupakan momen yang indah dan indah dikenang. Kenapa? Karena berinteraksi dengan alquran dengan atau tanpa memahami isinya akan memberikan sentuhan khusus kepada hati dan ruh kita. Karena memang hal yang aneh tapi nyata bahwa alquran itu adalah mukjizat yang nwrupakan rahmat dan obat. Dari dulu sanpai kiamat fungsi itu akan tetap seperti itu. Tidak heran jika kita mendengarkan dengan hati yang menerima maka akan tenang dan hati kita terisi penuh dengan rahmat Allah. Apalagi jika kita menyempatkan membaca kitab suci secara tartil. 

Belum tentu ada lagi

Yang membuat hati syahdu dan melankolis adalah ketika kita mengaji akquran menghadirkan hati kita. Hati kita harus didokrin terus menerus agar tidak keras dengan cara memberi nasehat baik kepada diri sendiri atau orang lain. Bagaimana caranya? Kita bisikkan kepada diri kita sensiri atau orang lain bahwa hidup hanya sementara yakni tiga hari saja. Pertama, hari kemqren. Kedua, hari esok. Ketiga, hari ini. Hari esok sudah lewat gak mungkin kembali. Hari beaok belum jelas. Hari ini adalah hari terakhir kita.

Membaca sesuai kemampuan

Penulis memcoba membaca alquran sesuai dengan kemampuan yakni bisa satu juz seharu, bisa lebih. Tetapi mencoba merenungkan maknanya. Bisa dengan membaca terjemahan atau sudah tahu makna kata perkata. Maka ketika kita mentadaburi alquran dan membacanya secara tartil kita akan terbawa ke alam yang jauh, bisa di masa nabi Musa atau sampai ke alam kubur, ke alam akhirat dll.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline