Bismillah,
Sejak kecil penulis diajar oleh gurunya di Madrasah tentang Palestina dengan sebutan negeri Syam. Ini ada kaitannya dengan perdagangan LN nabi Muhammad saw bersama paman beliau Abu Thalib. Nabi juga dipercaya calon istrinya Siti Khadijah sebagai orang kepercayaan mengurus perdagangannya ke negeri Syam.
Sejarah nabi Ibrahim
Jika kita membuka lembaran sejarah nabi Ibrahim as maka Palestina tak bisa dipisahkan dengan kehidupan kakek moyang nabi Muhammad. Kenapa ? Karena kakek moyang nabi Muhammad adalah nabi Ismail yang merupakan putra sulung nabi Ibrahim dari istrinya berkebangsaan Palestina yang Hajar.
Dari Keturunan Hajar inilah lahir nabi Ismail, yang selanjunya lahir nabi terakhir yakni nabi Muhammad saw. Dari nabi Muhammad inilah Allah merahmati seluruh alam yang dimulai dari diutusnya nabi Muhammad sebagai rasul Allah yang mengenalkan islam dengan syariatnya yang sempurna untuk manusia di seluruh alam dan bahkan bangsa jin.
Kiblat solat
Kiblat awal umat islam ada di Palestina yakni masjidil aqsa yang selanjutnya diperintahkan untuk dipindahkan ke masidil haram sebagai kiblat hingga saat ini. Sejarah mencatat bahwa melakukan isra' di masjidil aqwa nabi serta memimpin para nabi dan rasul melakukan solat berjemaah sebelum bermikraj ke langit ketujuh.
Dalam pada itu nabi Muhammad saw menganjurkan umat islam untuk melakukan perjalanan ke tiga masjidil Haram, masjid nabi dan masjidil aqsa. Dan nabi memerintahkan para sabahat Palestina yang sempat diduduki bangsa Romawi. Alhamdulillah semasa khalifah Usman negeri Syam atau Palestina berada dibawah kendali kekhalifahan islam.
Jika sejak tahun 1946 bangsa Yahudi mendirikan negara Israel maka Palestina mengalami masa-masa sulit hingga sekarang ini. Kita mesti ingat bahwa bangsa Palestinalah yang pertama kali bersama bangsa Mesir mengakui kenerdekaan Indonesia. Oleh karena kita sebagai bangsa mesti terus berjuang dengan doa dan usaha untuk kemerdekaan Palestina. Palestina sayang Palestina malang tetaplah tegar. Semoga segera terwujud kemederkaan mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H