Lihat ke Halaman Asli

supli rahim

Orang biasa

Masa Depan Eman Remang-remang (Bagian 6)

Diperbarui: 24 Oktober 2023   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Djak Rahman

Bismillah,

:*"Sinar Harapan di Pelabuhan Hati).*


Sinar mentari datang membawa harapan, menguak kabut embun pencipta keremangan.  Matahari makin menjulang, cuaca semakin terang.  Kakak tertua pun datang, mendukung kuat utk menguliahkan adik tersayang, yg semasa kecil ikut dirantau orang.  Dia siap membantu ayah & adiknya sebagai tulang belakang.


Kuliah dijalani dg gaya yg sangat bersahaja; tak peduli dg busana yg tdk serupa dg teman lainnya, tak ingin hanyut di "Kali Asmara Cinta Hampa" yg bisa memperdaya;  hingga Eman dilantik & diwisuda sebagai Sarjana, yg selanjutnya dia dikenal sebagai Guru di sekolah tempat dia ditempa.


Betapa bangganya kakak tertua; betapa senangnya ayahanda yg ilmunya hanya mengenal huruf2 & permainan angka; betapa haru gembiranya saudara2 bila mengenang Eman kecil sewaktu baru ditinggalkan ibunda.  Namun keluarga ini belum melihat tanda2 Eman akan berumah tangga; karena pacar saja tdk ada.  Padahal tanpa setahu mereka, Eman juga dilanda asmara.  Berikut kisahnya ...

*Eman* yg sdh hampir 2 th mengenal *Arni*, sikapnya tdk berubah sejak mahasiswa, meskipun dia sdh menjadi seorang sarjana.


Selagi dia masih mahasiswa tingkat terakhir di kota tempat penelitian tesis-nya; dia mendengar cerita dari Safrin yg juga kenal dg Arni, bhw Arni akan dilamar seorang Insinyur ITB.  Setelah di kamar dlm kesendirian, Eman hanya tercenung memandang buku2 berserakan dihadapannya.  Tanpa sadar dia meneteskan airmata; lalu merobek surat yg akan dikirimkannya ke Arni.  Kemudian dia memeluk salah sebuah buku, & dia-pun lalu tertidur diantara buku2 yg berserakan.


Sehabis mengadukan perasaannya kpd Tuhan di keheningan dinihari, dia-pun menumpahkan perasaannya ke dalam buku harian yg mengukuhkan pendirian, bhw kekasih sejatinya kini hanyalah buku2 yg sempat terabaikan.


Tiga minggu berselang, datang sepucuk surat dari Arni.  Eman memandangnya sejenak; dia berfikir, pastilah berita Pertunangan Arni.  Fikiran sempit ini membuat Eman tdk membukanya, karna tak mampu membaca kabar itu.  Surat itupun langsung dibakarnya.  Tapi kemudian dia terpikir, bahwa seharusnya dibalas.  Lalu singkat saja dia tulis surat dg tulisan yg indah, & tak peduli dg tetesan air matanya yg membasahi surat ... :

 "Surat Arni tidak abang baca lagi, karena abang sudah tahu isinya; Safrin yg pernah cerita. *... Selamat Jalan adindaku ... Semoga Bahagia*.  Bbrp hari lagi abang akan pindah tempat Kost.  In syaa Allah 5 bln lagi tugas abang di kota ini selesai, & kembali ke daerah kita.  *Wslm, Bang Eman*.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline