Bismillah,
Ketika menjelang yudisium di banyak Perguruan Tinggi (PT) negeri maupun swasta Banyak wajah kurang bersahabat alias cemberut. Mengapa? Salah satu sebabnya adalah persyaratan lulus di sejumlah PT itu harus memperoleh nilai TOEFL (test of English as a foreign language) minimal 450.
Di sejumlah PT TOEFL itu berubah menjadi SULIET, ada juga ELTS dll. Di S2 MKes UKB merupakan prasyarat diikutkan yudisium ntuk memperoleh gelar M.Kes. Tulisan ini mencoba mengurangi tensi para mahasiswa sehingga TOEFL bukanlah beban tetapi peluang.
TOEFL itu apa dan apa saja gunanya?
TOEFL itu adalah bentuk ujian Bahasa Inggris dalam upaya mengukur kemampuan berbahasa Inggris bagi para calon mahasiswa yang akan belajar di Amerika Serikat.
Saya teringat waktu masih ikut persiapan kuliah ke Amerika Serikat pada abad yang lalu. Says Dan sejumlah kawan-kawan Yang merupakan dosen muda dari Sumatera Dan Kalimantan Barat dikursuskan secara intensif di Lembaga Bahasa Inggeris milik Universitas Sriwijaya, kampus Bukit Besar Palembang.
Secara berkala kami dites dan diajari soal-soal ujian TOEFL. Soal-soal ujian TOEFL oleh Barron dkk menjadi bahan untuk latihan baik di kelas level 5, 6 dan 7 Kala itu. Jika memperoleh nilai TOEFL 550 lebih maka kawan-kawan berangkat ke Amerika Serikat.
Saya dan sejumlah teman membelot dari calon belajar ke AS kala itu, sebagai gantinya kami ikut ujian ELTS yakni ujian Bahasa Inggeris untuk belajar ke Inggeris. Dari Universitas Sriwijaya ada 6 orang yang dinyatakan Lulu's Dan memperoleh beasiswa Dari Bank Pembangunan Asia (ADB, Asian Development Bank).
TOEFL itu mudah sekali. Kita diuji kemampuan dalam bidang grammar, listening, dan writing.
Mari terlebih dahulu Kita kenali struktur tes TOEFL. Pertama, paper-based test (PBT), kedua, internet-based test (IBT) dan ketiga, computer-based test (CBT). Test TOEFL IBT Dan PBT terdiri dari membaca (Reading), Amenyimak (listening), berbicara (speaking) Dan menulis (writing).