Bismillah,
Ketika tahun berganti, bertambah umur kita, berkuranglah jatah kita. Ketika tahun berganti, berganti juga nasib kita, jalan hidup kita. Tulisan ibi mengupas hal-hal yang mungkin terjadi ketika tahun berganti.
Kita pernah sedih
Manusia selalu diberi kondisi dan keadaan. Kadang sedih kadang gembira. Tahun lalu mungkin kita ditimpa musibah. Yang tidak enak datang menghampiri kita. Mungkin kita sakit gigi, sakit kaki, sakit kepala, sakit telinga, sakit perut, sakit kerongkongan atau bahkan sakit hati.
Kita fikir dan kita rasakan ketika sakit gigi kita mengalami sakit yang tak terperikan. Tetapi kita jarang instrospeksi mengapa dan apa penyebab kita sakit gigi.
Menutut JA Bluum seorang pakar kesehatan yanh mashur sejak 2 abad ini sakit gigi dipengaruhi oleh empat faktor yakni faktor genetika, faktor lingkungan, faktor layanan kesehatan gigi fan faktor prilaku.
Faktor genetika memang ada. Orangtua yang punya gigi dangkal dan rapuh akan menutunkan sifat dan ciri yang demikian kepada kita anak-anak mereka. Tetapi tidak etis jika kita harus menyalahkan keturunan kita. Maka sakit gigi janganlah dikaitkan dengan kakek nenek, ayah ibu kita.
Lalu bagaimana dengan faktor lingkungan, faktor layanan kesehatan dan prilaku. Nampak sekali ahea faktor prilaku paling dominan. Sering meminum es tebu, es krim, memakam permen, memakan yang keras dsb adalah di antara faktor yang paling dominan sebagai penyeba rusak atau sakitnya gigi kita. Masih mau menyangkal?
Kita pernah gembira
Gembira, bahagia dan senang semestinya menjadi bagian terbesar dari hidup kita. Lakukanlah perasaan ceria, gembira dan bersyukur kepada Ilahi. Lakukan setiap saat. Mengapa? Karena hidup ini adalah anugerah. Tetaplah jalani yang terbaik. Tuhan pastikan tunjukkan kebesaran fan kuasa-Nya. Bagi hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa.
Tahun-tahun sebelumnya kita pernah mendapat rezeki yang tidak terduga-duga kan? Mungkin itu melalui ayah ibu kita, anak kita, pasangan kita atau langsung Allah kirimkan kepada kita. Tetapi yang menarik ketika Allah kirim kenikmatan kita banyak diam alias tidak memberitahu. Sebaliknya, jika kita kehilangan kita akan memberitahu semua orang bahkan kita mengeluh kepada Allah.