Bismillah,
Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhamamd. Penulis mempunyai bahan yang banyak sekali berkenaan dengan dunia pendidikan, di mana banyak sekali orang yang tidak disangka-sangka alias tak masuk hitungan.
Seorang yang hanya dosen biasa, banyak kerja di rumah, ke kampus naik bus, tiba-tiba jadi guru besar. Nomor ke berapa? Dia jadi profesor bidang penyakit di Sumatera Selatan. Tulisan ini mengungkap kiprah Dr Nurhayati Damiri menjadi Guru Besar di Fakultas Pertanian UNSRI.
Siapa Nurhayati?
Nur biasa dipanggil adalah alumni FP Unsri tahun 1985. Tahun 1986 diangkat jadi PNS asisten dosen di Jurusan HPT FP Unsri. Tahun 1987 berangkat ke Inggeris untuk menemani suami yang sedang belajar untuk program S2 dan S3. Nur diminta oleh pihak UNSRI kembali mengabdi. Sebagai respons dia mengundurkan diri jika tidak bisa cuti di luar tanggungan negara. Tentu saja tidak ada pilihan bagi Nur kecuali berhenti.
4,5 tahun ikut suami di LN
Selama mengikuti suami, Nur hanya mengurus anak yang dibawa satu orang yakni anak tertuanya. Selama di sana Nur diberi lagi amanah berupa dua anak lagi. Bila anak sulungnya perempuan, anak kedua laki-laki dan anak ketiganya perempuan. Nur banyak membantu suami mencari uang berupa mengetik Tesis mahasiswa dan bekerja di pabrik roti. Semua dia jalani dengan ikhlas. Di Inggris dia memperoleh hidayah untuk pakai jilbab.
Di Inggris Nur ditanya oleh Wakil Rektor kala itu apakah tertarik untuk kembali jadi dosen jika kembali ke tanah air. Nur tidak begitu memikirkan hal itu, dia hanya fokus kepada keutuhan keluarga.
Ngambil S2 di IPB
Sepulang dari Inggris Nur masih ditawari oleh Wakil Rektor I kala itu untuk jadi dosen, kali ini ia mengiyakan tawaran tersebut. Kebetulan hanya satu peluang yakni menggantikan ada orang pensiun.
Dengan bismlillah ia kembali setelah 5 tahun meninggalkan profesi tersebut. Tak lama setelah kembali jadi dosen, Nur ikut kursus singkat Bioteknologi di UGM kerjasama dengan Berbagai Universitas Luar Negeri. Nur seperti dicas kembali sebagai sarjana pertanian sehingga naluri untuk sekolah S2 tumbuh lagi.