Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Cara Pandang dan Latar Belakang Penting dalam "Merancang" Masa Depan

Diperbarui: 7 September 2020   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Merancang apa saja tergantung kepada cara pandang dan latar belakang para perancang itu sendiri. Demikian juga dalam merancang kehidupan seorang anak manusia, suatu keluarga, suatu wilayah daerah otonom atau suatu bangsa bahkan sebuah negara, sangat tergantung kepada cara pandang dan latar belakang para pemimpinnya.

Tulisan ini memaparkan pentingnya cara pandang dan latar belakang dalam merancang hidup kita, baik sebagai  individu maupun sebagai sebuah keluarga.

Cara pandang

Cara pandang seseorang akan dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia dibesarkan. Lingkungan ini meliputi alam sekitar, manusia sekitar, mulai dari  ayah dan ibu, saudara, teman, paman bibi, kakek nenek dan tetangga serta hidayah dari Sang Pencipta. Kita manusia memang unik dan aneh. Uniknya sangat banyak.

Seorang anak manusia diwarnai oleh orangtuanya, keluarganya dan atau teman-temannya. Maka sangat dianjurkan agar anak sejak kecil dikondisikan agar teman-temannya merupakan teman-teman yang baik, tidak nakal, tidak bandel dan tidak rusak moralnya.

Teman mesti dipilih dan dipilah. Demikian juga sekolahnya. Hendaknya dipilihkan sekolah agama yang menganjurkan para muridnya untuk bertaqwa kepada Allah di samping memberi wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.

Cara pandang manusia itu meskipun sebagian besar adalah hadiah sang pencipta tetapi faktor lingkungan punya peranan strategis.

Untuk anak kecil, kaidah pemberian cara pandang yang luas dan bermanfaat adalah dengan selalu memberikan cerita-cerita tentang orang soleh. Orang soleh itu mulai dari nabi dan rasul hingga kepada ulama yang mumpuni dan para pemimpin yang tegas tapi adil.

Anak-anak juga diberi pandangan agar suka atau selalu belajar dan belajar. Jangan menjadi orang yang malas belajar tentang banyak hal. Belajar ilmu agama adalah keniscayaan, sedangkan ilmu lainnya  bersitat sunat kifayah. Artinya jika ada yang belajar maka hilang kewajiban  bagi kita untuk belajar hal tersebut. Hanya anak perlu dibekali keterampilan sesuai bakat dan minatnya. Serta dibekali ilmu manajemen dalam arti luas.

Kenapa latar belakang penting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline