Bismillah,
Berbicara tentang masyarakat Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan Bengkulu memang tak pernah habis-habisnya. Kini di saat masyarakat terpelajar dusun ini sudah berhijrah untuk menjemput masa depan merekanyang cemerlang, dusun ini terkenal di seantero tanah air karena dari daerah terpencil berubah menjadi tempat objek wisata pemandian. Kali ini kita bahas cara mencari ikan ala masyarakat Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan itu.
Menjala
Hampir setiap rumah penduduk Lubuk Langkap punya jala untuk menangkap ikan. Mereka ada yang punya keahlian membuat jala sendiri tetapi jika tidak mereka beli di pasar Palak Bengkerung atau kalau dulu beli di pasar Palak Padang yang kini menjadi Seginim city. Dahulunya seginim dan air nipis adalah satu kecamatan. Belakangan dimekarkan jadi dua kecamatan.
Menjala adalah cara mencari ikan yang digemari oleh masyarakat Lubuk Langkap. Mereka menjala pada sore hari, pagi hari, malam hari atau pada saat air nipis sedang rawang di mana airnya keruh.
Penulis sendiri sebagau anak tertua dalam keluarga bertugas untuk mencari ikan pada pagi hari, siang hari atau bahkan pada malam hari. Mencari ikan malam hari dikenal istikahnya sebagai "bekarang". Untuk bekarang ini biasanya dilakukan menginap dalam jangka waktu 3 sampai 4 malam di sekitar air ndelngo hulu.
Menuba dan "meghabai"
Menuba dan meghabai adalah peristiwa mencari ikan secara ramai-ramai oleh penduduk lubuk langkap. Biasanua dilakukan pada musim kemarau panjang.
Menuba dan meghabai ini dilakukan menggunakan air tanaman yang bersifat racun tetapi tidak berbahaya kepada manusia. Tuba adalah cairan akar yang berwana putih, sementara "ghabai" adalah jenis tanaman beracun di sawah yang menyebabkan mata ikan perih sehingga pingsan. Tetapi ikan hidup kembali jika disimpan pada air sehat. Cairan lebih berbahaya.
Mengail dan masang "taut"
Kail digunakan untuk menangkap ikan tanpa umpan. Kail dipasang dwmgan gagang yang agak panjang lalu dengan cermin ikan dikail dengan jalan menarik dengan kecepatan melintasi ikan.