Bismillah,
Biasanya proyek pembangunan itu banyak berlangsung satu tahun takwim. Paling-paling dua atau tiga tahun jika dibiayai dengan tahun jamak. Ini ada proyek pembangunan yang dimulai akhir tahun 1960-an sampai sekarang. Ini juga terjadi di kampung ketua KPK RI. Tulisan ini membahas tentang proyek pembangunan yang tak pernah selesai.
Nama proyek itu
Proyek pembangunan itu adalah berasal dari dana pampasan pemerintah Jepang. Dirancang dan dibangun oleh Insinyur Jepang pada akhir tahun 1960an. Panjang jembatan ini lebih dari 1000 m yang menghubungkan wilayah Palembang Seberang Ulu dengan Wilayah Seberang Ilir.
Palembang seberang Ulu itu terdiri dari empat wilayah besar yakni Plaju, Sungai Gerong, Jakabaring dan Kertapati. Jakabaring adalah sport ciry terbesar di Palembang bahkan di Indonesia.
Proyek Jembatan Ampera
Kenapa masih disebut proyek? Entahlah orang Palembang sukar diajak untuk melupkan sesuatu jika itu sudah terlanjur dinamakan seperti kejadian proyek pembangunan jembatan Ampera. Proyek adalah nama jembatan Ampera. Oleh karena itu siapapun dia jika sudah berada di Palembang lalu dia pergi ke kawasan jembatan Ampera maka dia akan dikenalkan dwngan istilah proyek. Semua wilayah di bawah jembatan Ampera itu dikenal dengan istilah bawah proyek.
Kita naik opelet jurusan manapun dari wilayah lain ke jempatan Ampera tetap turunnya di proyek alias jembatan Ampera. Pada hal jelas-jelas pada opelet km 5 Palembang misalnya tertulis Km5-Ampera. Tetap saja kenek di dalam akan memgiklankan proyek-proyek. Dari Talang Betutu ke Ampera juga sama. Dari Kertapati, Plaju, Lemabang, Sekojo dll semua aka bilang proyek-proyek.
Ketika diminta pendapat tentang proyek jembatan Ampera Abdul Jalil (78) asal Bengkulu menjelaskan bahwa apembangunan Jembatan Ampera itu dananya berasal pampasan perang Jepang itu, mulai dibangun Juli 1962. Pembangunan itu cukup besar maka disebut proyek, karena kala itu, Indonedia masih minim proyek bangunan besar. Warga Palembang menyebutnya proyek dan kata itu "lengket" hingga sekarang walaupun jembatan itu selesai pada tahun 1966 dan diberi nama Jembatan Ampera - Amanat Penderitaan Rakyat. Meskipun nama itu masih melekat bagi warga Palembang dengan kata proyek, tapi tak berarti Proyek itu tak kunjung selesai.
Lebih lanjut Jalil mengatakan bahwa tak ada efek apa-apa baik bagi pemerintah ataupun warga Palembang.
Terjadi di kampung pak Firli
Pak Firli, ketua KPK RI itu besar di kota Palembang ini. Ini adalah suatu kekeliruan yang berkepanjangan. Semestinya pak Firli segera mengusut tuntas kenapa proyek Ampera ini tidak peenah tuntas. Umurnya sudah 50 tahun. Atau juga walikota, Kodam, Polri harus segera menghentikan "kriminalisasi" jembatan Ampera ini. Perlu dilakukan himbauan ahwa istilah proyek ini jangan lagi dipakai. Nama Ampera suda bagus. Kenapa masih disebut proyek. Karena jika ini tak dihentikan maka kebohongan ini akan berjalan sampai waktu lama.