Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Karena Sapi Mereka Mati, Cintapun Berakhir

Diperbarui: 25 Agustus 2020   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dokpri

Bismillah,

Saya mengajak pembaca selalu bersyukur kepada tuhan YME atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Nikmat-nikmat itu banyak sekali . Yang paling besar adalah nikmat iman. Kemudian nikmat kesehatan, keluarga, ilmu, teman dll. Tulisan berikut membahas tentang keluarga yang runyam karena sapi mereka mati. Suatu cermin untuk kita.

Identitas mereka itu rahasia

Saya harap pembaca tidak mesti menbak dan tahu dari mana dapat cerita ini. Kisah kasih anak manusia ini saya dapat dari pelaku yang kini berumur tidak muda lagi. Sedih dengarnya tetapi saya tidak bisa intervensi, hanya bisa mendoakan agar keluarga itu kembali rukun.

Saya pernah menjadi penengah antara mahasiswi saya dan suaminya karena persoalan yang rumit. Setelah saya ketemukan keduanya termasuk anaknya di sebuah musholah di kampus, alhamdulillah sampai sekarang keluarga tersebut akur dan SAMARA (sakinah mawaddah warohmah). Itu meminjam istilah keluarga yang bahagia menurut islam.

Asal dan usul perpisahan

Keluarga kecil bahagia ini telah kami kenal sejak lama. Mereka dianugerahi 3 orang anak yang sudah dewasa. Tapi prahara rumah tangga mereka sulit dielakkan. Mungkin jodohnya habis. Saya sudah mengingatkan para pihak agar segera mengakhiri perbedaan di antara keduanya. Mereka saya ingatkan untuk kembali menyambung tali-tali yang terputus demi memcapai keutuhan keluarga. Tapi saya belum berhasil.

Asal dan usul kasus itu menurut sumber yang layak dipercaya hanya dipicu oleh hal yang sepele. Apa itu? Ternyata karena sapi yang mereka pelihara mati. Dengan kematian sapi jantan mereka berakhir pula cinta mereka. Si suami naik pitam kepada istri. 

Tentu saja si istri tak terima. Kan kematian itu di luar urusan, pemikiran dan perkiraan manusia, katanya. Tapi suami masih tetap pada pendiriannya untuk mengusir istrinya dari rumahnya.

Apakah ada pihak ketiga?

Di saat pandemi seperti ini sungguh tidak tercerna oleh akal sehat jika ada keluarga yang tegah berpisah dengan keluarga. Namun itu terjadi. Rupanya kejadian seperti ini terjadi di semua kalangan. Jika selama ini kita banyak disuguhi kasus kisruh rumah tangga terjadi pada keluarga-keluarga artis dan pejabat negara, dalam realita terjadi di kalangan bawah juga. Itulah yang mesti kita percayaai dalam agama kita sebagai untung baik dan untuk buruk itu adalah bagian dari cerita perjalanan hidup manusia. Tidak jelas apakah kandasnya keluarga ini karwna pihak ketiga. Pihak ketiga yg andil sementara ini adalah kematian sapi mereka. Tapi agak kurang masuk akal. Tapi lupakan saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline