Bismillah,
Selama pandemi ada banyak elegi atau cerita pendek tentang kehidupan anak manusia. Kita bersyukur kepada Allah karena dalam kehidupan ini banyak sisi lain yang kita belajar darinya. Elegi loper koran merupakan bahasan kita kali ini.
Siapa dia?
Anto, loper koran saya, yang istiqomah mengantar langganan saya setiap pagi ke rumah saya kecuali hari libur nasional. Anto ini sesuai namanya adalah pria (33) kelahiran Palembang yang ayah ibunya berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kebumen.
Ayah Anto juga seorang loper koran yang kini masih ia tekuni tetapi sudah membatasi jumlahnya sambil punya toko di rumah berjualan keperluan rumah tangga termasuk gas.
Anto menjadi loper koran saya sejak dua tahun terlakhir. Jika ketemu saya pagi hati biasanya saya ajak ngobrol sebentar. Kami biasanya ngobrol tentang banyak hal. Suatu hari saya tanya tentang kehidupan rumah tangganya dan lain lain.
Bagaimana penghasilanmu?
Anto dengan terus terang bahwa sebagai loper koran penghasilannya di bawah UMR. Di Palembang UMR itu sekitar Rp 2,9 juta. Ketika saya tanya apa penyebabnya. Fia menjelaskan bahwa orang berkurang membaca koran entah apa penyebabnya, dia berseloroh.
Lalu apa yang anto lalukan untuk menambah penghasilan? Saya ngojek online, katanya. Berapa banyak kamu dapat dari ojol, saya tanya. Sebelum covid ini saya bisa dapat sekitar Rp 80 sampai 100 ribu, kata Anto. Tetapi sejak covid 19 ini penimpang saya sangat sedikit. Bisa-bisa hanaya 3 orang sehari.
Tetap bersyukur
Anto tetap harus bersyukur. Dia bilang bahwa dia sudah beli rumah di daerah Mata merah Banyuasin. Rumah yang dia tempati sekarang sudah dia beli secara cicilan sejak 8 tahun yang lalu. Cicilan rumah Anto adalah Rp 677 ribu per bulan.