Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Bang, Mau Gak Jadi Orang Terkaya?

Diperbarui: 23 Juni 2020   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bismillah,

Alhamdulillah, Allahumma shaliala muhammad.

Sejak tiga hari ini ada lima tukang yang kerja dengan saya di halaman rumah. Pekerjaannya sederhana yakni pasang keramik karena cone block yang lama tidak mendukung lagi jika mau berolah raga seperti tenis meja. Saya memang suka bertukar fikiran dengan para tukang. Mereka itu pekerja keras, cerdas dan ikhlas.

Jadi orang terkaya

Tukang-tukang yang bekerja di halaman rumah saya tiga hari ini ada 2 kategori. Ada yang memang tukang trampil, ada yang belum. Yang trampil namanya Teguh, Diar dan Muslim. Yang belum namanya Juli dan Thamrin.  Tapi semua adalah pekerja keras. Mereka ini tidak mencari jumlah tapi mencari barokah. 

Teguh tukang yang paling senior tapi berpenampilan mengayomi. Setelah saya cek mereka ini saudara karena pertalian darah dan perkawinan. Empat anggota grup itu menurut Teguh adalah mantu, keponakan dan kakak mantu Teguh.

Semua mereka sudah menikah dan punya anak dari dua hingga lima orang.  Dua menikah muda sisanya menikah ketika sudah berumur. 

Saya tanya mereka apakah mau jadi orang terkaya. Semua mereka terkejut dan antusias mendengarkan celotehan saya. Ini kita lakukan sewaktu hujan lebat. Saya mengajak mereka diskusi. Mau pak, kata mereka  bersamaan. Kita ini beruntung karena bisa menjadi orang paling kaya. Bagaimana rahasianya timpl mereka sambil penasaran. Saya bilang jangan aian bayangkan itu pasti materialistik.

Saya bilang bahwa orang yang paling kaya otu adakah mereka yang istiqomah (tak berhenti melaksanakan) shalat qabliyah (shalat sunat pajar atau solat qabliyah subuh). Kenapa saya bilang. "Karena nenurut nabi Muhammad saw bahwa mengerjakan shalat sunat fajar itu lebih afdhol dari dunia ini beserta isinya".

Nah, itu yang susah pak, kata mereka menimpali. Sedang enak-enak tidur waktu itu. 

Jumlah tiang rumah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline