Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Sejarah Selalu Berulang, Orang Kota Selera Kampung

Diperbarui: 6 Juni 2020   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bismillah,

Saya hanyalah anak petani di sebuah desa bernama Lubuk Langkap atau Tanjung Baru kecamatan Air Nipis Bengkulu Selatan provinsi Bengkulu. Ayah saya, H A Rahim, adalah seorang petani kopi dan padi sawah. Baik di sawah maupun dikebun selalu ada sayuran yang ditanam atau tumbuh sendiri.  Sayuran itu ditanam pada lahan kebun kopi yang berukur 0-2 tahun. 

Lahan kopi itu dibuka pada hutan perawan yang dibuka oleh sejumlah petani yang berasal dari desa yang sama dan kebanyakan mereka itu bersaudara. Kebun ayah saya bersebelahan dengan kebun paman dan bibi serta keponakan beliau di bagian utara. Sementara di bagian selatan berbatasan dengan kebun kakak ipar ayah. Pada bagian sebelah tenggara berbatasan dengan kebun kakak sulung ibu saya.  Kebun ini selalu menjadi tempat berlibur, silakan baca di sini.

Sayuran yang tumbuh sendiri itu adalah jamur (tihau) gerigit.  Ada juga jamur kuping. Jika musim hujan, tihau tumbuh banyak pakai banget. Setelah dewasa saya baru memahami bahwa jenis jamur itu ternyata punya khasiat yang banyak untuk kesehatan tubuh manusia.

Mencari Ikan


Sementara itu menjelang tengah hari sewaktu ngaso sehabis kecapekan bekerja di kebun, saya dan kakek saya Merinsan mencari ikan dengan menjala di Air Nipis. Dapatlah ikan jelawat, mungkus dan udang atau terkadang ketam sungai.

Busy.org

Nasi dimasak, tak lupa menunaikan shalat zuhur. Tak lama setelah itu memasak lauk ikan segar ala chef "asal jadi tapi enak".  Selanjutnya maksi dengan lahapnya. Ini berlangsung sejak libur akhir catur wulan sejak SMP sampai kuliah. Waktu tamat kuliah seluruh keluarga atuk ajak semua ke kota. Jadilah keluarga kota tapi rasa atau selera kampung hehe.

Lintangdusunku

Sejarah berulang
Kini sejarah berulang. Di halaman rumah kami ada pohon asem yang berbuah manis tumbang pada musim penghujan tahun lalu. Pemotongan pohon yang ditanam dari bibit yang saya bawa ketika ada kunjungan ke thailand selatan 10 tahun yang lalu tidak tuntas. Jadilah pohon itu terdampar di tanah di pinggir kolam ikan di depan rumah. Dari pohon itu tumbuh banyak jamur gerigit dan jamur kuping. 

Ada juga jamur lain yang bukan untuk dikonsumsi. Anak-anak dan istri saya kurang suka memakan jamur tersebut. Secara berkala saya  menyantap sayur jamur gerigit. Ternyata jauh lebih lezat dibanding sayur apapun. Dasar orang ndeso. 

Dari sini nampak jelas bahwa pangan itu banyak sekali jika kita sediakan media tumbuhnya. Saya mengajak para pembaca sekalian untuk membangun pertanian urban di jalaman rumah atau bahkan di atap rumah. 

Budidaya jamur tiram bisa dibuat dengan media tumbuh tatal kayu yang jumlahnya sangat banyak pada panglong kayu di banyak kota di seluruh Indonesia.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline