Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Salahkah Yahya Waloni Karena Bicara Kebenaran?

Diperbarui: 19 April 2020   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wartaekonomi.co.id

Bismillah,

Mari selalu syukur pada Allah dengan swlalu membaca alhamdulillah. Dan selalu berswlawat kepada nabi dengan membaca Allahumma shaliala muhammad, sebagai tanda kita mencintai beliau. Tulisan ini menganalisis apakah Yahya Waloni bersalah jika dia ceramah seperti yang selalu dia lakukan?

Esensi ceramah

Ceramah itu adalah proses mengkomunisakikan kebenaran oleh sang penceramah kepada umat. Dia ceramah dengan ikhlas kepada umat dengan harapan umat bisa mengamalkan apa yang dia ceramahkan atau tidak mengamalkannya jika itu adalah suatu keburukan.

Ceramah juga adalah wujud rasa kasih sayang penceramah kepada siapa saja yang mendengar. Apa yang dia alami pada masa lalu ingin dia komunikasikan kepada audiens supaya tidak diikuti. 

Yahya Waloni menyampaikan kebenaran sesuai dengan cara yang dia diberi Allah hidayah. Hidayah itu adalah anugerah Allah yang diberikan dengan kadar yang tidak sama. Ada orang yang diberi sifat Abu Bakar Sidiq. Ada orang yang diberi sifat seperti Umar bin Khatab. Ada orang yang diberi sifat seperti Abu Thalib, ada yang diberi sifat seperti Abu Thalib dan tidak sedikit ada orang yang diberi sifat seperti Abu Lahab.

Mantan Kafir

Hampir setiap ceramah ustadz Yahya Waloni selalu menyebut sebagai mantan kafir. Dan itu benar. Apa kafir itu? Kafir bermakna sebagai orang yang terhalang. Terhalang oleh apa? Terhalang oleh kekeliruan. Dia ada kebenaran dalam hatinya tetapi terhalang oleh ilmunya, pergaulannya, pemahamannya. 

Yahya Waloni menyayangi orang yang mendengarkan ceramahnya. Dia ingin sekali agar orang tidak seperti dia karena selama 16 tahun jadi pemimpin gereja dan membuat kerusakan yang banyak. Banyak orang islam dimurtadkannya. Dengan gaji besar dia memimpin gereja, memimpin universitas. Tetapi dia ingin agar itu tidak terjadi lagi pada manusia yang dia temui, atau yang mendengarkan ceramahnya.

Setelah masuk islam dia tidak jemu-jemunya mengajak orang islam untuk jadi orang islam yang taat. Jika ada orang islam yang tidak taat dia marahi, jika orang islam bahkan ulama dia marahi jika itu tidak benar. Jadi jika ada orang yang sensi, marah, atau tidak sabar menghadapinya maka itu suatu kekeliruan. Pahami bahwa ustadz Yahya Waloni adalah tipikal orang yang ikhlas karena Allah, dia tidak takut mati, dia orang baik, dan bahkan dia adalah tipe muslim yang kaffah.

Salahkah Yahya Waloni?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline