Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Para Dokter Itu Sudah Senang di Kubur Sana

Diperbarui: 1 April 2020   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bismillah,

Mari selalu bersyukur kepada pemilik alam semesta dengan selalu mengucapkan "alhamdulillahirrabi 'alamiin". Mari selalu berkirim salam dan selawat kepada nabi Muhammad demgan melafazkan "Allahumma shaliala Muhammad".  Semoga Allah selalu melindungi dan menyayangi kita semua.

Tulisan ini adalah ungkapan haru dan rangkaian doa kepada para dokter dan para medis yang hampir setiap hari meninggal sewaktu menjalankan tugas di garda terdepan pengawalan covid 19 di RS dan tempat isolasi pasien.

Gambaran Siapa para dokter?

Semua dokter adalah lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta tepatnya dari jurusan pendidikan kedokteran umum atau kedokteran gigi. Sebelum jadi dokter mereka menempuh pendidikan Sarjana Kedokteran (SKed) atau sarjana kedokteran gigi (SKG). S.Ked atau SKG ini ditempuh antara 3,5 sampai 5 tahun. Setelah itu mereka menjalani pendidikan dokter muda atau biasa disebut ko-as. Ko-as itu dijalani antara 2 dampai 4 tahun. 

Para dokter ini termasuk kelompok siswa SMU yang punya rangking baik sampai sangat baik. Kebanyakan termasuk 10 hinnga 5 besar di kelas mereka. Basis bahasa Inggris mereka bagus. Demikian juga nilai pelajaran IPA mereka bagus.

Kebanyakan para dokter terlahir dari keluarga "the have" walaupun ada juga dari golongan rakyat jelata jika mereka mempetoleh beasiswa. Tapi persentasenya kecil. Pendidikan dokter dididik belajar keras, belajar cerdas dan belajar ikhlas. Saya punya anak, keponakan, ipar dan mahasiswa magister kesmas yang memperoleh pendidikan dokter.

Para Dokter Disumpah

Semua dokter  dan paramedis disumpah setelah tamat pendidikan. Disumpah di bawah kitab suci.  Yang islam di bawah alquran. Dengan sumpah ini mereka sangat loyal dengan profesi mereka, sangat loyal dengan institusi mereka tetapi mereka sering "tidak loyal" dengan mereka sendiri.  

Saya paham sekali kesusahan mereka, kesulitan mereka, kerja keras mereka dan bahkan keadaan mereka.  Mulai dari sedang menjalani pendidikan sampai waktu mereka melayani pasien.

Di Inggris saya menyaksikan pengabdian dokter adalah 24 jam. Jika kita panggil kapan saja mereka datang. Mereka menganut sistem "family doctors" yang bertugas berdasarkan shift. Suatu waktu saya call tengah malam karena ada anak sakit. Mereka datang dengan cinta. Gak mau dikasih duit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline