Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.
Tulisan ini saya tujukan untuk mahasiswa dan alumni MKM Binahusa yang tersebar di kabupaten kota di Sumatera Selatan maupun di luar Sumsel. Saya ada rencana untuk mengunjungi sejawat yang sakit di kota Ikan dan buaya.
Saya segera teringat dengan model determinan eko-sosial kesehatan oleh Dahlgren dan Whitehead (1991). Dikatakan bahwa tingkat kesehatan individu dan distribusi kesehatan yang adil dalam poplulasi ditentukan oleh banyak faktor yang berada di berbagai level (gambar 1). Ternyata pelayanan kesehatan bukan saru satunya determinan kesehatan, tetapi hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan populasi. Teman saya itu termasuk the have di kota kami tetapi saat ini sedang diuji Allah dengan sakit. Semoga beliau segera disembuhkan Allah.
Menurut Dahlgren dan Whitehead (1991) dalam teori eko-sosial kesehatan, keaehatan/penyakit yang dipengaruhi oleh faktor faktor yang berada di lapisan lingkungan, sebagian besar termasuk determinan yang dapat diubah (modifiable factors). Pada gambar 1 itu jelas sekali bahwa individu yang kesehatan nya ingin ditingkatkan berada di pusat, dengan faktor konstitusional (gen) dan sistem lingkungan mikro pada level sel/molekul.
Lapisan pertama (level mikro, hilir/downstream) determinan kesehatan terdiri dari perilaku dan gaya hidup individu, yang meningkatkan ataupun merugikan kesehatan, seperti pilihan merokok atau tidak merokok. Pada level mikro, berinteraksinya antara faktor konstitusional genetik dengan paparan lingkungan dan memberikan perbedaan apakah individu lebih rentan atau lebih kuat menghadapi paparan lingkungan yang merugikan. Prilaku dan karakteristik individu dipengaruhi oleh pola keluarga, pola pertemanan, dan norma norma di dalam komunitas.
Lapisan kedua (level meso) merupakan pengaruh sosial dan komunitas, yang meliputi norma komunitas, nilai-nilai sosial, lembaga komunitas, model sosial, jejaring sosial dan sebagainya. Faktor sosial pada tingkatan komunitas dapat memberikan dukungan bagi anggota anggota komunitas pada keadaan yang menguntungkan bagi kesehatan.
Sebaliknya faktor yang ada pada tingkatan komunitas dapat juga memberikan efek negatif bagi individu dan tidak memberikan dukungan sosial yang diperlukan bagi kesehatan anggota komunitas.
Lapisan ketiga atau meso terdiri dari faktor faktor struktural berupa lingkungan pemukiman/perumahan/papan yang baik, ketersediaan pangan, ketersediaan energi, kondisi tempat kerja, kondisi sekolah, penyediaan air bersih, dan sanitasi lingkungan, akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, akses terhadap pendidikan yang berkualitas, serta lapangan kerja yang layak.
Lapisan terluar atau makro terdiri dari kondisi kondisi dan kebijakan makro sosial ekonomi, budaya, dan politiik pada umumnya, serta lingkungan fisik. Termasuk faktor faktor makro yang terletak di lapisan luar antara lain kebijakan publik, stabilitas sosial, ekonomi, dan polittik, hubungan antar bangsa, kemitraan global, investasi pembangunan ekonomi, peperangan/perdamaian, perubahan iklim, ekosistem, bencana alam maupun buatan seperti kebakaran hutan dan pencemaran oleh asap kendaraan.
Pelajaran yang bisa dipetik
Berdasarkan model determinan eko-sosial kesehatan yang diuraikan di atas dapat diambil pelajaran bahwa kesehatan individu, kelompok dan komunitas yang optimal memerlukan realisasi potensi penuh dari individu, baik secara fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi, pemenuhan ekspektasi peran seorang dalam keluarga, komunitas tempat kerja, dan realisasi kebijakan makro yang dapat memperbaiki kondisi lingkungan pada tingkat makro.