Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Jadilah Pemimpin Dunia Kesehatan Berhati Nurani

Diperbarui: 9 Desember 2019   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.

Ketika saya memulai menulis artikel ini dada saya sesak, mata berair. Mengapa? Karena saya saat ini sedang menjadi pengasuh calon pemimpin dunia kesehatan Indonesia. Materi ini saya peruntukkan kepada seluruh mahasiswa saya di Pascasarjana Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang. Mereka itu ada yang sudah tamat, ada yang hampir tamat, ada yang sedang berjuang mengikuti perkuliahan dan tugas-tugas dari dosen.

Mahasiswa saya ini berada di seantero penjuru Sumatera Selatan dan banyak juga di luar provinsi Sumatera Selatan. Kepada mereka saya ingin memberi pemahaman bahwa dunia kesehatan tempat kalian bertugas saat ini dan sejak lama ada dalam bahaya. 

Sebelum saya menerangkan bahaya apa saja itu? Ijinkan saya untuk mengingatkan bahwa manusia itu ada dua kelompok besar yakni subjek pelayanan kesehatan (Yankes) dan objek Yankes. Kedua kelompok itu bergabung di dalam sistem layanan kesehatan. 

Baik subjek Yankes maupun objek Yankes berada di dalam dunia kesehatan. Dunia kesehatan itu isinya adalah manusia. Manusia itu berasal dari kata al-insan yang berarti salah dan silap. Mengapa manusia salah dan silap karena manusia itu ada sifat lemah dan ada sifat rakus.

Sistem kesehatan di Indonesia itu terdiri dari komponen-komponen. Komponen-komponen itu terdiri dari organisasi kesehatan yang dibuat untuk memudahkan dalam pemecahan masalah. Selain organisasi ada aturan main, mulai dari undang-undang, Permenkes dan peraturan internal organisasi kesehatan yang lebih rendah. Tapi yang menarik semua organisasi kesehatan dan  aturan main itu dijalankan oleh manusia.

Manusia itu mulai dari menteri, direktur, kepala dinas, dokter, kepala puskesmas, kepala BPJS, staf BPJS, paramedis dan sebagainya.

Kita lupa bahwa manusia itu ada tiga rongga yakni rongga kepala, rongga perut dan rongga dada. Manusia manapun pandai mengisi rongga perut, namun terlalu banyak dan terlalu sering mengisi rongga perut akan menyebabkan manusia jadi rakus jika rongga dada kosong. 

Akan halnya rongga kepala jika terlalu banyak isi maka menjadikan manusia licik jika rongga dada kosong. Di dunia kesehatan dan dunia manapun krisis kosong rongga dada ini menggejala sangat parah. Tidak ketinggalan dunia kesehatan negeri kita.

Mau bukti? Menurut menteri kesehatan RI yang baru dr Terawan bahwa setiap tahun biaya operasi Caesar ibu melahirkan adalah sebanyak Rp 260 T. Jumlah ini pantastik. Anehnya jumlah ibu melahirkan dengan operasi Caesar adalah dua kali lipat dari ibu melahirkan secara normal. Bisa ditebak sendiri kenapa dokter memilih operasi Caesar? 

Penulis beberapa tahun lalu melakukan operasi liphoma di sebuah rumah sakit kota pempek.  Oleh dokter dihargakan puluhan juta. Pada hal saya tahu bahwa liphoma bukanlah operasi berat tanpa harus menginap. Bisa ditebak bahwa penyebab ini semua adalah kegagalan pendidikan kita yang tidak mampu membuat manusia ada isi rongga dada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline