Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Permasalahan Lingkungan Hidup Indonesia dan Dunia

Diperbarui: 23 November 2019   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkungan hidup.co

Bismillah, Alhamdulillah, Allahummashaliala Muhammad

Ketika kita merenung sejenak tentang kondisi lingkungan hidup di Indonesia dan dunia, maka kita akan teringat dan terbayang banyak hal. Hal yang nampak dalam pikiran kita adalah pencemaran, kekumuhan, kekurangan air, banjir, sampah, kebakaran hutan dan lahan, serta penderitaan anak manusia.

Sejumlah pertanyaan muncul di benak ini antara lain, apakah pemimpin tidak bekerja mengarahkan rakyatnya untuk mengelola lingkungan di wilayahnya? Permasalahan lingkungan apa saja yang sedang dan akan selalu terjadi? Apakah telah terjadi keserakahan para pemilik modal untuk merusak bumi? Apakah kemiskinan menyumbang kepada kerusakan dan pencemaran lingkungan? Adakah usaha terpadu untuk mengelola permasalahan lingkungan? Apakah sistem pendidikan kita tidak mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang peduli dan berwawasan lingkungan? Adakah konsep pengelolaan permasalahan lingkungan yang bisa diterapkan.

Maka mari kita mulai jawab pertanyaan-pertanyaan itu. Pemimpin dari pusat sampai ke daerah bahkan sampai ke RT, RW dan lurah atau kepala desa, tidak pernah fokus untuk mengarahkan rakyatnya tentang pengelolaan lingkungan di wilayah mereka masing-masing. Banyak penyebabnya. Tetapi yang paling dominan adalah ketidakmampuan mereka menangani permasalahan yang banyak dan pendekatannya bukan proaktif tapi reaktif. 

Sebagai misal sampah. Di setiap kota, desa dan wilayah yang difikirkan adalah bagaimana membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) bukan bagaimana mengedukasi masyarakat bagaimana mengelola sampah menerapkan 4R (reuse, reduce, recycle, recovery). 

Sejumlah permasalahan lingkungan dijumpai di seluruh dunia saat ini dan terkhusus di Indonesia. Permasalahan sampah masih menempati urutan pertama. Banjir menyusul jadi masalah nomor dua. Pencemaran badan air seperti sungai, danau dan laut ada di peringkat ketiga. Pemanasan global ada diperingkat selanjutnya terbukti dengan tenggelamnya pulau-pulau dan kota-kota di dunia. Pencemaran udara menjadi langganan tahunan ada di peringkat kelima. Peringkat selanjutnya adalah rusaknya ekosistem laut. Diikuti oleh sulitnya air bersih. Lalu, kerusakan hutan ada diperingkat ke delapan. Abrasi pantai ada di peringkat ke sembilan. Dan, pencemaran tanah ada di peringkat ke-10.

Apakah keserakahan oleh pemilik modal dan pemilik teknologi punya andil dalam kerusakan dan pencemaran lingkungan? Jawabnya iya. Pemilik modal dan teknologi telah membangun kebun yang luas di banyak negara, pemilik modal dan teknologi telah membangun gedung-gedung dan bangunan di atas gunung, di laut, di dataran rendah, di persawahan, rawa, sungai dan bawah tanah.

Pemilik modal dan teknologi telah mempekerjakan anak manusia untuk banyak jenis pekerjaan mulai dari yang hal sampai yang haram, mulai dari yang tanpa resiko terhadap kesehatan hingga yang sangat beresiko. 

Pemilik modal dan teknologi telah menggali perut bumi, telah menyebabkan polusi radiasi, polusi gelombang elektromagnetik, polusi tanah, polusi air, polusi udara dan sebagainya. Bahkan pemilik modal dan teknologi telah menyebabkan terjadinya keracunan makanan, terjadi mutasi gen, terjadi kemandulan dan terjadi kegalauan penduduk bumi.

Selanjutnya apakah kemiskinan berperan dalam kerusakan dan pencemaran lingkungan? Jawaban pasti ada. Apakah ada pendekatan terpadu dalam pengelolaan lingkungan? Jawabannya ada. Apakah sistem pendidikan kita belum mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang peduli dan berwawasan lingkungan? Jawabnya jauh panggang dari api.

KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline