Lihat ke Halaman Asli

Supli EffendiRahim

pemerhati lingkungan dan kesehatan

Menjala Ikan, Hobi tetapi Meringankan Beban Keluarga Ayah

Diperbarui: 8 September 2021   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi, sumbar.antaranews.com

Bismillah,

Menjala ikan bagiku adalah amalan yang menyenangkan  karena olahraga sambil menjemput rezeki bagi keluarga.  Kapan waktu, jalanya dari mana, di tempat-tempat seperti apa yang bagus menjala serta apa saja ikan yang diperoleh akan dibahas di sini.

Kapan menjala
Bagi saya menjala itu ada dilakukan pada saat libur sekolah, tidak ada lauk makan, dilakukan pagi hari, jelang zuhur atau sore hari jelang malam.

Jika libur datang saya akan senang sekali pulang ke kampung menemui orang tua, adik adik, kakek dan nenek. Saya akan dengan senang sekali mengambil jala di tempat penggantungannya. Ayah punya sejumlah jala ikan yang ia buat sendiri. Yang menjala hanya kami bertiga yakni ayah, kakek dan saya. Adik saya perempuan dan laki laki..Yang laki laki masih kecil.

Biasanya saya menjala sehabis subuh, jelang zuhur atau jelang malam. Tempat-tempat yang saya datangi adalah di hilir lubuk atau palung sungai, muara
anak sungai, di hilir batu, di hulu lubuk dan di pinggir sungai. Setiap kali menjala saya memperoleh ikan.

Ikan yang saya dapatkan dalam bahasa
Manna adalah mungkus, ikan betina atau palau, kepiat, nggaring, semah, berghingit, sepedak, gabus, bujuk dan pelus.

Jala dibuat oleh ayah
Kalau hari hujan ayah saya tidak tidur atau ngobrol tetapi dia membuat jala atau memperbaiki yang rusak..Dia lakukan itu bertahun tahun. Jala yang ayah buat ada yang pakai timah berat ada yang ringan..Saya pilih yang ringan.

Ibu dan adik adik sudah menyiapkan kuah

Yang menarik dari tugas saya menjala adalah bahwa sesudah saya tiba membawa ikan pulang ibu dan adik adik susah menyiapkan kuah gulai untuk memasak ikan yang saya dapatkan. Segera saya pulang bawa ikan mereka diperintahkan.ibu untuk menyiang atau membersihkan ikan. lalu memasak gulai ikan.

Jika ada ikan yang enak maka itu untuk dang atau abang Supli, si penjala. Tetapi saya tidak otoriter. Saya bilang pada mereka kita makan sama sama saja.  Bahagia sekali hidup.kami karena hidup sederhana tapi saling menyayangi satu sama lain. Kini adik adik saya sudah mapan semua..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline