Bismillah,
Pada tulisan bagian sebelumnya kita diberitahu bahwa lingkungan dan jamu terkait erat. Jamu di sini termasuk obat herbal..Saya beruntung sejak kecil sering sakit dan ayah, ibu, paman dan kakek nenek mengandalkan pengobatan dengan obat herbal. Pengobatan secara medis juga tidak tinggal.
Ingus berdarah, Maag, diare, malaria dan flu
Sejak kecil saya menderita sakit berkepanjangan. Sakit ingus berdarah kala itu saya menyebutnya hidung berdarah. Saya menikmati sakit. Jarang mengeluh. Karena itu saya kenal banyak dengan obat herbal yang disarankan orangtua atau hasil bertanya dengan orang lain dan mendwngar radio. Google belum ada kala itu.
Jika saya sakiit semua selalu meberi perhatian krpada saya. Kakek, nenek, ayah, ibu, paman dan bibi memberikan obat untuk saya. Ada yang memijat ada yang mencari obat di hutan. Atau dibawa ke mantri.
Jadi "dokter kleuarga"
Karena selalu sakit saya jadi terbiasa membeli obat dan vitamin..Saya selalu memberi vitamin murah keluaran pabrik IPI berupa vitamin A, B, C dan E. Ayah selalu membelikan tonikum bayer kala itu.
Selalu pijat
Bersyukur sekali saya masih hidup sampai sekarang karena sejak kecil badan saya selalu mengalami 3 L hehe. Lemah lesu lolo hehe. Saya selalu berlangganan minta pijat dengan ayah, dan paman. Sekali-sekali pada kakek. Ayah dan paman Djalim memang jago mijat. Mereka mijat bukan sembarang pijat tetapi ada ilmunya.
Ramuan obat ayah
Jika saya, ibu, adik serta kakek nenek, ayah pergi ke hutan di luar kampung. Beliau pulang membawa berbagai jenis akar, batang, daun dan buah tanaman tertentu. Ada untuk diminum ada juga untuk jadi param. Jika sakit berlanjut dibawa ke mantri. Atau mantri diundang datang ke rumah. Beruntung ayah baik dengan mantri yang memang masih keluarga. Pengobatan tradisional yang ayah lakukan kebanyakan diberi Allah keberhasilan. Karena ayah mengenalkan bahwa obat tidak bisa menyembuhkan tetapi Allah.
Minum akar merah dan air bambu