Bismillah,
Adalah Prof dr H Usman Said, SpOG, seorang ulama Sumsel yang sangat bersahaja, pejuang agama, pejuang kebenaran, petugas kesehatan, dosen senior FK Unsri dipanggil oleh Allah pada masa covid 19. Kami keluarga, sahabat, sesama pejuang agama hanya bisa pasrah. Kami keluarga hanya melepas melalui media sosial zoom. Selamat jalan dr Usman. Kami yakin pada Allah bahwa engkau dijamu oleh Allah karena engkau orang baik, orang soleh, pekerja agama, pejuang kebenaran. Waktumu, hartamu, ilmumu sudah kau kirim ke akhirat sebelum kau dipanggil.
Takziyah via zoom
Selama tujuh hari, setiap jumaat selama 40 hari kami sekeluarga melakukan acara yaasinan dan doa melalui zoom. Keluarga, sahabat bergabung dari banyak tempat teemasuk anak, keponakan beliau di luar negeri tepatnya di Malaysia, juga keluarga, anak dan mahasiswa, handai tulan beliau dari penjjuru tanah ai ikut dalam acara yasinan dan doa tersebut.
Lama tak diziarahi
Karena pandemi belum berakhir mKa penghuni pemakaman covid no 1 di nlok A itu tak diziarahi. Baru setelah covis dinyatakan melandai lebaran diizinkan untuk pulang kampug, warga luar negeri bisa mengunjungi tanah air maka ada anak beliau yang berkunjung menziarahi pak dr Usman itu.
Terobati
Penulis sudah lama swkali ingin menzuarahi beliau tetapi entah masih mencekam karena pandemi covid 19 memang mencekam dan pemberitaannya memang membuat kita ketakutan. Alhamdulillah ahad kemaren penulis memperoleh kesempatan untuk menziarahi kuburan ulama tersebut. Rindu pada beliau yang merupakan abang ipar tersebut terobat.
Ingat kebaikan beliau
dr Usman adalah sosok cerdas, riligius, pendakwah dan pekerja keras. Dalam dakwah beliau memberi nasehat yang keras jika itu tentang menutup aurat, prilaku koruptif, prilaku tidak setia kepada negara. Bagi seorang dr Usman beliau tak takut tak diundang ceramah jika bahan dakwahnya dianggap keras atau ABS. Karena dr Usman adalah seorang dokter yang memperoleh bayaran yang memadai di banyak Rumah Sakit dan klinik. Jadi dakwah nukan untuk mencari fulus tetapi untuk amar makruf nahi mungkar.