Bismillah,
Penulis sangat jarang ketemu dengan instusi tentara yang sangat peduli dan tanggap dengan kemajuan dunia pertanian selain Korem 044 Gapo Kodam 2 Sriwijaya. Adalah Danrem Gapo 044 Brigjen Naudi yang pemulis temui di Agrowisata Tekno 044 Gapo di desa Gelebek Dalam kecamatan Rambutan kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Sejak lama beliau selaku danrem membangun kemitraan dengan banyak pihak termasuk dengan Universitas Muhammadiyah Palembang.
Komitmen Brigjen Naudi
Brigjen Naudi Nurdika mengespresikan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pertanian tanah air. Seperti diketahui umum bahwa Sumsel ini mempunyai wilayah teroterial yang luas. Dari wilayah teritorial yang luas itu banyak wilayahnya yang merupakan wilayah rawa lebak dan pasang surut. Wilayah rawa lebak itu sendiri adalah wilayah rawa yang tidak terkena pasang surut air laut tetapi mengalami genangan dari melimpahnya air sungai sungai utama di Sumsel yakni sungai Musi, Sungai Komering dan Sungai Ogan.
Brigjen Naudi yang kelahiran Kuningan 53 tahun dan ahli persenjataan itu menceritakan komitmen beliau dalam mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel itu ingin sekali agar dunia pertanian kita maju. Ketika diungkapkan oleh penulis kepada beliau bahwa potensi rawa di Sumsel ini jutaan hektar yang kebanyakan hanya ditanami 1 kali setahun. Perwira tinggi ganteng ini ini ingin sekali agar dunia pertanian kita lebih maju lagi dengan memanfaatkan lahan rawa secara lebih intensif.
Jenderal bintang satu pada bulan desember 2022 menerima penghargaan sebagai innovator provinsi Sumatera Selatan. Dalam bidang apa brigjen yang sudah bertugas di pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera serta sekolah komando di Australia ini dapat penghargaan sebagai innovator bisa dilihat pada video berikut.
Padi Apung
Penulis dan tim yang berafiliasi di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang diminta oleh Danrem Gapo 044 itu untuk memberikan pelatihan kepada sejumlah calon babinsa di korem 044 Gapo di Gelebak Dalam. Dua tentara itu adalah serma Nawar dan Serma Kris. Ternyata kedua tentara ini termasuk serma Lukman Santoso yang merupakan babinsa dari Koramil Banyuasin telah menguasai teknologi pembuatan padi apung. Mereka siap mengajarkan kepada sejawat yang lain.
Misi penulis sama persis dengan Brigjen Naudi Nurdika yakni ingin agar masyarakat Sumsel bisa dilepaskan dari kemiskinan melalui penguatan ketahanan pangan mereka. Dengan padi apung ini masyarakat petani di banyak kabupatrn dan kota di Sumsel tidak hanya gigit jari jika musim penghujan. Kok gitu? Iya selama musim penghujan lahan sawah mereka tak bisa ditanami padi. Dengan teknologi padi apung ini mereka bisa menanami lahan mereka denganpadi hingga 3 x setahun.