Bismillah,
Fakultas Pertanian Univerditas Muhamadiyah Palembang beruntung karena punya pegawai yang rajin, baik hati dan soleh. Dari mana tahu? Dia rajin bekerja, ramah dan serba bisa. Dialah SN Isnaini, ST. Beliau adalah staf "Information Technology" Fakultas Peranian UMP di Jalan Ahmad Yani 13 Ulu Palembang. Kami tersentak ketika mendapat berita bahwa ayah beliau ditimpa musibah - dirawat karena kecelakaan.
Pak Sumardi
Ayah SN Isnaini, ST yang tingggal di desa Segayam Gelumbang Muara Enim bernama Sumardi bin Wangso Sumita. Beliau adalah lelaki kelahiran Magelang Jawa Tengah 70an tahun silam. Pak Mardi ini punya anak empat, 3 laki-laki satu perempuan, dikaruniai 3 cucu. Beliau rajin beribadah dan penyayang keluarga.
Dekan dan rombongan
Dekan FP UMP Ir Rosmiah, M.Si bertandang ke rumah orangtua SN Isnaini di Segayam Gelumbang Muara Enim. Ikut bersama rombongan itu ada Wadek 2 Dr Helmi, wadek 3 Dr AlHanan, Bendahara FP UMP Kori, pak Dasir, SP, M.Si dan penulis. Pada kesempatan itu rombongan dekan menyampaikan rasa bela sungkawa kepada keluarga. Isnaini yang masih bersedih didampingi oleh ibu beliau. Sebelumnya Dr Muchtarudin Muchsiri, MP dan kawan-kawan mendatangi rumah duka untuk bertakziyah dan memberikan ceramah takziyah.
Pesan rombongan dekan itu kepada keluarga adalah agar tidak larut dalam kesedihan karena pak Sumardi adalah orang baik,orang soleh. Dikatakan bahwa almarhum punya anak yang soleh soleha yang selalu mendoakan beliau merupakan kiriman pahala yang terus menerus untuk almarhum. Karena itu diyakini pak Mardi senang di alam kubur. Belum lagi ditambah kenyataan bahwa almarhum pak Sumardi punya ilmu yang bermanfaat dan sedekah jariyah.
Cerita SN Isnani tentang ayahnya
Ayah Isnaini yakni Pak Sumardi bin Wangso Sumita adalah sosok yang taat beribadah. Beliau dari waktu ke waktu sebagai petani menyempatkan diri untuk menjaga solat berjemaah di mushola di seberang rumah beliau. Pak Mardi demikian dia dipanggil keluarga dan teman selalu pulang pergi ke masjid untuk beribadah kepada Allah.
Menurut Isnaini yang biasa dipanggil Iis itu, ayahnya pada Rabu malam 11 Janhar 2023 sepulangnya dari Mushola untuk mengerjakan solat isya berjemaah menyeberang ditabrak seorang pemuda dengan kenderaan bermotor rofa dua. Sejak itu ayah Isnaini tak sadarkan diri. Penulis meyakini dan menyampaikan kepada keluarga pada saat takziyah hari kedua di rumah duka bahwa pak Mardi almarhum meninggal setelah mengucapkan kalimah syahadat. Kok bisa? Iya karena itu diucapkan beliau sebelum salam.