Lihat ke Halaman Asli

Supli rahim

Penulis dan dosen

Perayaan Tahun Baru Tidak Dikenal di Desa Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan

Diperbarui: 22 Desember 2022   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Sebentar lagi kita akan mengakhiri tahun lama yakni 2022 lalu segera berganti ke tahun baru 2023. Sudah menjadi rahasia umum bahwa perayaan tahun baru belakangan ini dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Siapa yang merayakan itu? Jika kita cek di lapangan ternyata umat kristiani mereka merayakan tahun baru banyak di gereja atau di rumah. Demikian juga dengan pemeluk agama yahudi. Mereka banyak berada di rumah ibadah atau di rumah masing-masing. Lalu siapa yang merayakan tahun baru? Tulisan ini mengingatkan bahwa pada masa lalu masyarakat dusun Lubuk Langkap Air Nipis tidak mengenal perayaan tahun baru masehi.

Siapa yang merayakan?

Ternyata yang merayakan tahun baru di Indonesia terbanyak adalah umat islam. Bukan cerewet atau kepo. Tapi ini penulis ingatkan bahwa merayakan perayaan  tahun baru secara sederhana misalnya di masjid atau di rumah. Berdoa atau bersilaturrahim bersama keluarga itu sudah cukup. 

Yang kita tidak terima adalah perayaan tahun baru selama ini dilakukan dengan sejumlah ekses yang tidak bisa diterima. Apa itu? Pertama, pada malam tahun baru banyak ditemukan bekas kondom atau karet KB. Sungguh ini menyedihkan dan memprihatinkan. Sebagai orang tua penulis ingin mengingatkan agar anak bujang dan gadis kita mesti diingatkan untuk tidak mwrayakan tahun baru sampai begadang sepanjang malam bahkan baru pulang besok paginya.

Kedua, pada malam tahun baru sering terjadi mabok karena minum minuman keras atau miras. Ketiga, pada malam tahun baru juga sering terjadi peristiwa yang miris antara lain perkosaan anak gadis oleh anak-anak laki-laki yang nakal yang terkadang pencandu narkoba atau mabok.miras. 

Semoga jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline