Bismillah,
Dalam dunia yang penuh keterbukaan ini semua akan sampai kepada presiden. Apa saja yang ada di atas akan sampai ke bawah. Apa saja yang ada di bawah akan sampai ke atas. Hanya saja yang tidak sampai itu adalah tindakan apa yang semestinya dilakukan. Baik di atas maupun di bawah biasanya semua seperti biasa. Semua masih berlangsung seperti yang dahulu. Pantas saja Dian piesesha langgeng menyanyikan lagu *Aku masih seperti yang dahulu*.
Pemilihan presiden secara sembrono
Ketika presiden Jokowi memberi pengarahan di kunas Golkar agar partai itu tidak mendeklarasikan capres secara sembrono. Breakailah pak Amin Rais bahwa Jokowi sedang menceritakan dirinya sendiri. Di sini penulis sedih tetapi ikhlas menerima. Inilah bangsaku. Amin membeberkan betapa pak Jokowi dicalonkan sebagai presiden secara sembrono bahwa belum selesai jadi walikota dicalonkan jadi gubernur DKI. Belum selesai jadi gubernur DKI dicalonkan jadi presiden. Sampai-sampai pak Amin mengatakan bahwa ramalan JK memanh benar bahwa jika Jokowi jadi presiden maka negara akan hancur.
Tapi sejarah mencatat bahwa zaman pak Amin jadi ketua MPR undang-undang dasar diobok-onol, orang yang tak memenuhi syarat UUD dijadikan pemimpin. Jadi pak Amin juga sedang memberi tahu kita bahwa dia juga secara sembrono menjalankan tugas dalam memilih presiden.
Pak Jokowi tahu semua
Dalam sebuah tiktok pak Jokowi memberi tahu penonton bahwa ada yang mengatakan beliau sebagai planga plongo, king of lips servise, dll.Sementara para nitizen mengiyakan. Benar pak de itu memang begitu. Belum lagi ada yang mengatakan bahwa pak de ingkar janji dsb.
Pamer ijazah
Belum lama ini ada acara demo di kampus UGM yang membawa ijazah sarjana kehutanan tajun 1980-an. Mereka meniadaka atau menganulir bahwa pak Jokowi tidak ada sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Sebagai penonton penulis sedih. Dalam hati bertanya kenapa bangsa ku ini begini. Semoga yang begini-beginian ini cepat berlalu.