Lihat ke Halaman Asli

Supli rahim

Penulis dan dosen

Sidi Hartono, S.Si, Pemuda Asal Lubuk Langkap Bersyukur dengan Perjalanan Karirnya

Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Pagi ini 15 Oktober 2022 penulis memenuhi undangan kepala sekolah SMAN 22 Palembang, Sumin Eksan, SPd, MM. Penulis memang terbiasa pergi memenuhi undangan itu selalu "in time" bukan "on time". Karena itu terbiasa dalam sistem pendidikan yang penulis tempuh ketika memperoleh amanah untuk menjalani studi di Inggeris pada abad yang lalu. Karena in time maka penulis menemukan kondisi di mana kepala sekolah dan wakil kepala sekolah belum hadir  

Jumpa wakil kepala

Pagi ini setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu kepala sekolah, penulis bertemu dengan sejumlah wakil kepala sekolah  yakni wakil bidang sarana, wakil bidang apa gitu dan terakhir wakil bidang Humas. Pak Sidi, namanya. Oleh pak Sidi penulis dibawa keliling sekolah.

Beliau memuji bahwa sejak kepemimpinan pak Sumin ini sekolah SMAN 22 tergolong cantik. Waktu ke belakang pak Sini menemukan penulis dengan Ibuk Suliyani, Spd, M.Si, yang kebetulan juga adalah mahasiswa penulis sewaktu di MAP Stisipol beberapa tahun yang lalu. Penulis tidak ingat dan tidak begitu kenal karena mahasiswa penulis banyak dari kalangan guru SMA, SMP maupun SD. Tidak sedikit juga dari kalangan ASN Pemda, tentara? polisi dan kalangan swasta.

Pak wakil bersyukur

Pak sidi ini mengungkapkan rasa syukurnya kepada penulis ketika ditanya perjalanan karirnya sebagai guru SMA. Alhamdulillah katanya. Dia tak pernah terpikir bakal jadi guru karena dia dulu kuliah di FMIPA Matematika. Dia juga tak menyangka akan menjadi wakil kepala sekolah bidang Humas.

Ketika ditanya dari daerah mana dia berasal, pak Sidi menjawab "dari Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu selatan". Ketika ditanya bagaimana sampai pindah ke Palembang dan punya rumah dekat SMAN 22 ini. Secara diplomasi beliau menjawab bahwa "itu taqdir yang maha kuasa pak:, katanya. Waktu itu dia diajak abangnya ke kota. Sudah saya ikut saja, kata beliau. 

Pak Sidi bersyukur karena dua anaknya sudah kuliah di perguruan tinggi negeri yang UIN Raden Fatah Palembang. Dengan begitu biaya kuliah sedikit lebih rendah dibanding PTS, tambahnya.  Pak Sidi menjelaskan bahwa anaknya yang sulung sudah tamat PT dan sudah bekerja.

Setelah berkeliling sekolah dengan pak Sidi, kepala sekolah yakni Pak Sumin tiba di kantornya. Sebelum pak Sumin tiba hadir pula Pak Badrul Komite Sekolah SMAn 22 Palembang. Setelah ngobrol dengan kepala sekolah, kami diajak mengikuti acara "Proyek penguatan profil murid sekolah dengan tema Suara Demokrasi". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline