Lihat ke Halaman Asli

Supli rahim

Penulis dan dosen

Anda dan Saya Malu Jadi Bangsa Indonesia

Diperbarui: 15 Agustus 2022   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Sehari atau 2 hari lagi kita akan memperingati hari lahir bangsa kita, bangsa yang besar, bangsa yang kaya. Hari itu adalah Hari Merdeka. Hari lahirnya negara kesatuan republik Indonesia.

Negara kaya raya

Sejak lahir kita diberi tahu betapa negara kita dijuluki negara kaya. Koes plus menciptakan sebuah lagu yang berjudul "kolam susu".

Bukan lautan tapi kolam susu, kail dan jala selalu menghampirimu, tiada badai tiada ombak, ikan dan udang selalu menghampiri mu. Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

Hujan tidak merata

Dalam kenyataan yang penulis dan pembaca temui selalu saja atau masih ada saja orang yang kurang beruntung. Makan saja susah. Apalagi lagi mau sekolah. Rumah hampir roboh.

Penulis dalam beberapa kesempatan mencoba mengajak teman-teman untuk membedah rumah para  duafah yang kurang beruntung itu. Alhamdulillah sejumlah rumah dapat kita bantu.

Tetapi jika kita mau menyempatkan diri untuk membuka mata dan telinga keliling kawasan kumuh di perkotaan dan pedesaan maka banyak sekali penduduk yang kurang beruntung itu.

Aku dan anda malu

Ketika hari ini atau besok kita semua merayakan kemerdekaan RI yang ke 77 maka aku dan anda pasti malu jadi orang Indonesia. Karena kita punya Panca sila tetapi sampai saat ini masih banyak sila sila yang belum dijalankan dengan baik. Terutama sila kelima. Di sejumlah kota di Sumatera Selatan masih banyak orang miskin. Saking miskinnya mereka menjual diri. Di sinilah aku dan anda pasti merasa malu pada diri sendiri karena belum mampu membantu negara dalam.mewujudkan cita-cita pendirian negara yang salah empatnya adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap tanah tumpah dan bangsa Indonesia serta ikut mewujudkan kemanan dan ketertiban dunia berdasarkan prinsip perdamaian abadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline